Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Amran Minta Satgas Pangan Tindak Tegas Mafia Beras

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap adanya upaya manipulasi data stok beras yang dilakukan oleh oknum tertentu.
Petani mengontrol mesin pompa air tanah untuk mengairi sawah di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Rabu (4/10/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengimpor beras (HS 8 digit) sebanyak 1,59 juta ton sepanjang periode Januari-Agustus 2023 - JIBI/BISNIS.
Petani mengontrol mesin pompa air tanah untuk mengairi sawah di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Rabu (4/10/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengimpor beras (HS 8 digit) sebanyak 1,59 juta ton sepanjang periode Januari-Agustus 2023 - JIBI/BISNIS.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap adanya upaya manipulasi data stok beras yang dilakukan oleh oknum tertentu. 

Amran menyampaikan, saat ini oknum tersebut telah diproses oleh Satgas Pangan. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam melindungi petani dan menjaga ketersediaan pangan nasional.

“Sekarang beras kita banyak, tapi ada yang mencoba-coba memainkan data sehingga kelihatannya beras kita kurang pasokannya. Ternyata setelah diperiksa, itu benar,” ungkap Amran dalam keterangannya, Jumat (6/6/2025).

Amran mengatakan, oknum tersebut telah meminta maaf atas perbuatannya. Kendati begitu, dia meminta Satgas Pangan untuk tetap melanjutkan kasus tersebut ke jalur hukum.

“Mereka meminta maaf ke Satgas Pangan, tapi saya katakan tidak! Pemeriksaan harus tetap dilanjutkan. Ini tidak boleh dibiarkan,” tegasnya.

Menurutnya, tindakan manipulasi data tidak boleh dibiarkan. Pasalnya, ketika stok beras dalam negeri kurang, pemerintah perlu memenuhi kebutuhan melalui impor.

Namun, ketika data tersebut dimanipulasi, hal tersebut dapat merugikan para petani dalam negeri dan menurunkan semangat untuk berproduksi.

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Amran menegaskan bahwa pemerintah terus memberi perhatian dan kemudahan bagi sektor pertanian, termasuk melalui bantuan pupuk dan kebijakan harga yang menguntungkan petani.

“Jadi jangan dizalimi petani. Kalau negara mau kuat, ingat petani. Petani kita, baik pangan, perkebunan, maupun peternakan, jumlahnya mencapai 150-160 juta. Nah, kalau ini diperkuat, pasti Republik ini kuat,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper