Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik mengumumkan terjadi deflasi sebesar 0,37 secara bulanan pada Mei 2025. Ekonom memproyeksikan deflasi tersebut akan berlanjut pada bulan selanjutnya terutama usai pemerintah mengeluarkan lima paket kebijakan stimulus ekonomi.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David E. Sumual menjelaskan bahwa deflasi yang terjadi pada bulan lalu itu disebabkan terutama oleh turunnya harga bahan pangan seperti bawang merah dan cabe merah. Selain itu, harga Pertamax juga menurun.
David menjelaskan komponen inti—dengan pengecualian harga emas—cenderung relatif melandai. Komponen inti, sambungnya, bisa menjadi cerminan dari daya beli masyarakat.
Pada Mei 2025, David menjelaskan komponen inti masih mengalami inflasi karena ditopang oleh harga emas yang masih tinggi. Badan Pusat Statistik sendiri mencatat inflasi inti sebesar 0,08% secara bulanan pada Mei 2025.
"Juni kemungkinan inflasi masih rendah bahkan diproyeksikan masih deflasi pasca kebijakan stimulus pemerintah untuk diskon tol, kereta, pesawat, kapal laut, dan lain-lain," jelas David, dikutip Selasa (3/6/2025).
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo menilai deflasi pada Mei 2025 merupakan gejala musiman pasca Lebaran. Dia mencatat setiap tahunnya konsumsi masyarakat memang cenderung menurun pada kuartal II dan III atau pasca Lebaran.
Baca Juga
Oleh sebab itu, Banjaran menilai pemerintah sengaja mengeluarkan lima paket kebijakan stimulus ekonomi untuk mendorong daya beli masyarakat yang kerap menurun pada kuartal II dan III.
"Ini [5 paket stimulus ekonomi] akan optimal dibarengi dengan peningkatan belanja negara yang tidak hanya mendorong pertumbuhan tetapi juga mendorong ketersedian likuiditas di sektor keuangan," ujar Banjaran kepada Bisnis, dikutip Selasa (3/6/2025).
Adapun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan lima paket kebijakan stimulus ekonomi yang berlaku pada Juni—Juli 2025 pada Senin (2/6/2025). Sri Mulyani menyatakan paket kebijakan tersebut untuk memperkuat daya beli masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
5 Paket Stimulus Ekonomi Juni-Juli 2025:
1. Subsidi Transportasi Umum selama libur sekolah dengan anggaran Rp0,94 triliun. Diskon mencakup tiket kereta api sebesar 30%, tiket pesawat (PPN DTP) sebesar 6%, dan tiket angkutan laut sebesar 50%. Kebijakan ini melibatkan Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Perhubungan.
2. Diskon Tarif Tol sebesar 20% untuk 110 juta kendaraan, dengan anggaran Rp0,65 triliun dari sumber non-APBN.
3. Bantuan Pangan dan Kartu Sembako, yaitu tambahan dana sebesar Rp200.000 per bulan dan bantuan beras 10 kg per bulan untuk 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) pada Juni dan Juli 2025, dengan total anggaran Rp11,93 triliun.
4. Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai Rp300.000 per bulan selama dua bulan untuk 17,3 juta pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta dan 288.000 guru honorer. Total anggaran mencapai Rp10,72 triliun.
5. Diskon Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar 50% selama enam bulan untuk pekerja sektor padat karya, dengan anggaran Rp0,2 triliun dari dana non-APBN.