Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan Jelajah Daulat Pangan Bisnis Indonesia 2025 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Menko Zulhas menilai Jelajah Daulat Pangan 2025 merupakan program yang baik untuk menyajikan pemberitaan dan pandangan terkait pangan. Terlebih, menurut Zulhas, kebutuhan pangan menjadi hal yang mendasar bagi manusia.
Pada kesempatan tersebut, Zulhas juga mengungkap bahwa Indonesia telah mengamankan sebanyak 3,9 juta ton beras pada Mei 2025. Stok beras yang melimpah ini mengantarkan Indonesia untuk tidak lagi melakukan impor beras pada tahun ini.
Dia menyebut kondisi saat ini berbeda dengan tahun lalu. Di mana, Indonesia harus mengimpor 3,8 juta ton beras pada 2024.
“Kita sebentar kita sudah nggak ada impor beras, tahun lalu impor 3,8 [juta ton beras], tahun ini, bulan ini sudah 3,9 [juta ton beras]. Karena makan itu paling mendasar,” kata Zulhas dalam acara Pelepasan Jelajah Daulat Pangan Bisnis Indonesia di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Dalam sambutannya, Zulhas juga menyebut media memiliki peran penting untuk membagikan informasi kepada masyarakat. Dia juga tak memungkiri bahwa saat ini terjadi perubahan yang menghampiri di industri media.
Baca Juga
“Media ini harus kita saling bantu. Media itu penting, ya. Tapi keadaannya kan sekarang nggak mudah. Sulit, saya kira,” tuturnya.
Sementara itu, Pimpinan Redaksi Bisnis Indonesia Maria Yulia Benyamin menuturkan program Jelajah merupakan program reguler yang dijalankan Bisnis Indonesia untuk lebih dekat isu yang sedang hangat diperbincangkan. Adapun di tahun ini, Bisnis Indonesia menginisiasi Jelajah Daulat Pangan.
“Jadi ini Jelajah Daulat Pangan yang pertama dari sekian banyak program jelajah yang kami miliki. Ini merupakan upaya kami untuk mendukung program kedaulatan pangan yang menjadi salah satu bagian dalam program Asta Cita yang dicanakan oleh pemerintah,” ujar Maria.
Maria menyebut masalah pangan merupakan masalah hidup dan mati bangsa Indonesia, sebagaimana yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto. Dalam hal ini, masalah pangan adalah masalah kedaulatan, masalah kemerdekaan, dan survival kita sebagai bangsa.
“Jadi, makna dari program ini sebenarnya satu kalimat singkat saja, Pak [Menko Zulhas], seeing is believing. Karena ini, kami melihat dari jarak dekat, kami mendalami berbagai aspek ketahanan nasional dengan fokus pada ketahanan produksi, distribusi, logistik, industri, dan kinerisasi, hingga kebijakan dan aspek konsumsinya,” tuturnya.
Dia berharap program Jelajah Daulat Pangan Bisnis Indonesia 2025 dapat memberikan wawasan bagi regulator dan pelaku industri, pelaku usaha, serta berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya untuk mendorong ketahanan, serta daya saing pangan nasional.
Melalui program Jelajah ini, Bisnis Indonesia akan melihat dan memotret dari dekat kawasan pertanian berbasis smart farming, sentra perikanan, ketenangan modern, serta pabrik pupuk yang mendukung produktivitas sektor pangan.
“Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan sektor pangan di Indonesia, sekaligus memberikan sumber saran bagi para pemangku kepentingan,” pungkasnya.