Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut terdapat kesepakatan kerja sama Indonesia-China terkait dengan studi proyek kereta cepat sampai dengan Surabaya.
Kesepakatan itu dibahas dalam kunjungan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang beserta rombongan pengusaha Negeri Tirai Bambu itu ke Indonesia, pada 24-26 Mei 2025. Airlangga tidak memerinci lebih lanjut sudah sampai tahap mana kesepakatan tersebut.
Meski demikian, Airlangga menyebut kesepakatan itu berkaitan dengan kerja sama studi kedua negara untuk melanjutkan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) hingga Surabaya.
"[Kesepakatan kerja sama] studi, studi Bandung-Surabaya," ungkapnya kepada wartawan usai acara Indonesia-China Business Reception 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/5/2025).
Airlangga menekankan bahwa kesepakatan kerja sama ini masih untuk tahap studi. Dia tidak mengonfirmasi pertanyaan terkait kerja sama studi itu mengartikan bahwa kelanjutan proyek Kereta Cepat hingga Surabaya resmi digarap dengan China lagi.
"Studi dulu, studi dulu. Itu tunggu studinya, ya," ungkap pria yang sudah menjabat Menko Perekonomian sejak 2019 itu.
Baca Juga
Di sisi lain, Airlangga menyebut pemerintah belum memutuskan apabila konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) juga yang akan terlibat dalam studi proyek dimaksud. KCIC adalah perusahan patungan Indonesia-China yang mengerjakan proyek KCJB.
"Belum diputuskan," kata Airlangga singkat sebelum memasuki mobilnya dan meninggalkan Hotel Shangri-La.
Adapun saat dimintai konfirmasi secara terpisah, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite China, Garibaldi 'Boy' Thohir juga mengaku belum mengetahui secara terperinci proyek apa saja yang akan masuk dalam daftar penjajakan investasi baru kedua negara.
"Tadi saya belum dengar sih. Cuma menurut saya mungkin kan memang bidangnya tuh luas sekali ya," kata Boy di lokasi yang sama.
Untuk diketahui, pemerintah sudah lama mengungkap rencana untuk melanjutkan proyek KCJB dari Bandung, Jawa Barat hingga Surabaya, Jawa Timur.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang juga sebelumnya Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut proyek perpanjangan KCJB hingga Surabaya masih menunggu peraturan presiden (perpres).
"Tadi kita bicarakan memang masalah dari kita karena masih belum selesai menyusun aturan. Itu saja simpel, tapi kalau sudah ada, kita akan mulai bicara joint study," ujar Luhut, dikutip dari Antara, Jumat (23/5/2025).
Adapun KCJB atau Whoosh resmi beroperasi secara komersial pada 17 Oktober 2023. KCIC selaku pemilik proyek merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN Indonesia PT PIlar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan perusahaan perkeretaapian China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Porsi kepemilikan sahamnya yakni Indonesia 60% dan China 40%.
Konsorsium PSBI terdiri dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan kepemilikan saham 51,37%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 39,12%, PT Perkebunan Nusantara I 1,21%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 8,30%.
Adapun komposisi pemegang saham Beijing Yawan HSR Co. Ltd yaitu CREC 42,88%, Sinohydro 30%, CRRC 12%, CRSC 10,12%, dan CRIC 5%.
Pembiayaan proyek KCJB yakni 75% dari pinjaman China Development bank (CDB), serta 25% dari setoran awal pemegang saham yakni PSBI dan Beijing Yawan.