Bisnis.com, JAKARTA — Badan Bank Tanah menyatakan kesiapannya dalam mendukung rencana-rencana investasi berkelanjutan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Bank Tanah.
Kepala Badan Bank Tanah Parman Nataatmadja memaparkan, saat ini memiliki total aset persediaan lahan seluas 33.116 hektare (ha).
Dia menjelaskan, aset tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan umum, kepentingan sosial, kepentingan pembangunan nasional, pemerataan ekonomi, konsolidasi lahan dan reforma agraria dalam rangka menciptakan ekonomi berkeadilan.
Meski demikian, lanjutnya, sampai dengan saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut terkait dengan konsolidasi aset Badan Bank Tanah dengan Kementerian ATR/BPN dan Danantara.
"Namun demikian, Badan Bank Tanah siap mendukung rencana-rencana investasi berkelanjutan dari Danantara sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Bank Tanah," ujarnya kepada Bisnis, dikutip, Kamis (22/5/2025)
Adapun, sejauh ini, Parman menyebut bahwa aset Badan Bank Tanah saat ini sudah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Baca Juga
Dia memerinci kepentingan tersebut seperti pembangunan Bandara VVIP IKN, Jalan Tol IKN, pembangunan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR, reforma agraria hingga investasi dari badan hukum swasta, baik itu ditingkat mikro, menengah hingga besar.
Sementara itu, Chief Investment Officer (CIO) Pandu Sjahrir menjelaskan Danantara Indonesia dibentuk sebagai entitas profesional yang memiliki mandat untuk melakukan optimalisasi aset BUMN dengan menerapkan prinsip tata kelola yang baik, transparansi, dan akuntabilitas.
Tujuan dari optimalisasi ini, sebutnya, adalah untuk memastikan bahwa aset-aset tersebut dapat memberikan nilai tambah ekonomi dan sosial secara berkelanjutan.
Dengan pendekatan profesional dan berbasis investasi, lanjutnya, Danantara Indonesia berperan sebagai pengelola aktif untuk menghadirkan pertumbuhan jangka panjang.
"Kami menerapkan kriteria yang ketat, antara lain nilai strategis bagi pembangunan nasional, potensi peningkatan nilai, dan kesesuaian dengan sektor prioritas seperti hilirisasi, energi baru terbarukan (EBT), pusat data dan infrastruktur digital, serta berbagai sektor strategis lainnya," terangnya.
Bagi pemerintah, inisiatif ini menghadirkan manfaat nyata, mulai dari peningkatan pendapatan negara dari optimalisasi aset BUMN, pengembangan nilai aset melalui investasi strategis, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan aset.
Dalam jangka panjang, juga akan mendukung kemandirian fiskal dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.