Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Medco Tegaskan Tak Gabung KUFPEC Garap Ladang Gas Natuna D-Alpha

Medco menegaskan tak terlibat dalam proyek hulu migas di Blok Natuna D-Alpha bersama Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC)
Proyek migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)./medcoenergi.com
Proyek migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)./medcoenergi.com

Bisnis.com, TANGERANG — Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) Hilmi Panigoro menegaskan pihaknya tak terlibat dalam proyek hulu migas di Blok Natuna D-Alpha bersama Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC).

Hal ini menanggapi pernyataan Kepala SKK Migas Djoko Siswanto yang menyebut KUFPEC tengah mencari mitra kerja untuk menggarap lapangan Natuna D-Alpha. Medco sendiri disebut sebagai salah satu perusahaan yang dibidik.

"Oh enggak, gak ikut," ucap Hilmi singkat di sela-sela acara IPA Convex 2025 di Tangerang, Selasa (20/5/2025).

Dalam kesempatan sebelumnya, Djoko mengungkapkan, KUFPEC berencana menggandeng empat perusahaan hulu migas Indonesia.

Namun, dia tak memerinci perusahaan yang menjadi calon mitra KUFPEC. Djoko hanya mengungkapkan dua calon mitra yang diajak KUFPEC yakni PT Pertamina (Persero) dan Medco Energi. Adapun, joint study Natuna D-Alpha telah dirampungkan oleh KUFPEC.

"Joint study-nya udah selesai, dia lagi cari partner, paling enggak empat partner yang diajak sama nanti KUFPEC. Salah satunya adalah Pertamina, kemudian Medco, satu lagi, nah lupa saya," ungkap Djoko.

Untuk diketahui, lapangan kaya gas Natuna D-Alpha belakangan masih belum laku. Kementerian ESDM pun terus menawarkan kembali lapangan tersebut kepada investor lewat skema studi bersama atau joint study.  

Lapangan yang menjadi bagian dari Blok East Natuna itu terletak di lepas pantai Natuna Timur dengan luas 10.291,03 kilometer persegi.

Sudah 5 dekade atau sejak ditemukan pada 1973, nasib Blok East Natuna diombang-ambing ketidakjelasan. Lapangan gas raksasa tersebut masih juga belum digarap.    

Padahal, cadangan gas di East Natuna merupakan yang terbesar di Indonesia, jumlahnya mencapai 2,5 kali lipat Blok Masela. Namun, kandungan CO2 yang lebih dari 70%, menjadikan blok ini tidak mudah dalam pengelolaannya.    

Hitung-hitungan Kementerian ESDM, Blok East Natuna memiliki potensi gas mencapai 222 triliun kaki kubik (Tcf). Namun, dengan kandungan CO2 yang lebih dari 70%, gas yang bisa dieksploitasi dari blok tersebut kemungkinan hanya sekitar 46 Tcf.    


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper