Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nissan Cari Mitra Strategis Baru Seiring PHK Massal 20.000 Pekerja

Nissan Motor Co. berencana menutup tujuh pabrik dan memangkas 20.000 pekerjaan setelah membukukan salah satu kerugian tahunan terbesar.
Nissan meluncurkan The All-New Nissan Serena e-POWER, membawa teknologi bantuan mengemudi, ProPILOT untuk Indonesia di GIIAS 2024/BISNIS-Afiffah Rahmah
Nissan meluncurkan The All-New Nissan Serena e-POWER, membawa teknologi bantuan mengemudi, ProPILOT untuk Indonesia di GIIAS 2024/BISNIS-Afiffah Rahmah

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen mobil asal Jepang, Nissan Motor Co. menyebut terus menggalang upaya untuk mencari mitra strategis baru di tengah kepastian PHK massal sebelum penutupan tahun buku 2027. Nissan berencana memberhentikan 20.000 pekerjanya dalam beberapa waktu ke depan setelah kesepakatan merger dengan Honda gagal terlaksana.

Melansir Bloomberg pada Jumat (16/5/2025), Chief Executive Officer Nissan yang baru diangkat, Ivan Espinosa, menuturkan Honda masih menjadi salah satu dari banyak kandidat dalam hal proyek, kemitraan, integrasi, investasi modal, dan spin-off. Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah, kedua perusahaan menjelaskan meski merger gagal, mereka akan melanjutkan hubungan strategis yang berfokus pada kendaraan listrik dan baterai.

"Saya tidak dapat memberi tahu Anda jadwalnya sekarang, tetapi kami sedang mengerjakannya secara aktif. Semakin cepat semakin baik," kata Espinosa untuk pengumuman kemitraan baru.

Pasca-kegagalan merger pada awal tahun ini, Nissan telah mengganti sebagian besar eksekutif puncaknya. Nissan sangat membutuhkan dukungan investor untuk mempertahankan operasional.

Sinyal yang disampaikan Espinosa menandakan langkah maju yang lebih tegas daripada CEO sebelumnya, Makoto Uchida, yang dikritik karena dianggap tidak cukup agresif. Makoto menyatakan keengganannya untuk menutup pabrik selama pembicaraan dengan Honda, dengan alasan kebanggaan Nissan dan kebutuhan untuk mempertahankan independensi operasionalnya.

Espinosa juga mengatakan Nissan ingin meningkatkan kemitraannya dengan Renault di Eropa, India, dan Amerika Latin, serta bekerja sama dengan Mitsubishi di AS untuk mengembangkan truk pikap dan baterai kendaraan listrik. Ia juga mungkin ingin bekerja sama dengan Honda untuk AS.

Nissan mengumumkan akan menutup tujuh pabrik dan memangkas 20.000 pekerjaan. Perusahaan juga telah mengumumkan kerugian tahunan terbesarnya sejak Renault SA menyelamatkannya dari kebangkrutan seperempat abad lalu.

Nissan melaporkan kerugian bersih sebesar ¥670,9 miliar (US$4,5 miliar) untuk tahun yang berakhir pada Maret.

"Nissan harus memprioritaskan peningkatan diri dengan kecepatan yang lebih tinggi," kata Espinosa pada Selasa dalam pengarahan pasca-laba pertamanya sejak menjabat pada April lalu.

Espinosa menjelaskan dengan penutupan tujuh pabriknya pada tahun fiskal 2027, kapasitas produksi tahunan turun menjadi 2,5 juta unit dari 3,5 juta tahun lalu. Rincian mengenai tujuh fasilitas yang akan ditutup tidak diberikan.

Pemangkasan ini mengurangi biaya sebesar ¥500 miliar.

Produsen mobil Jepang yang sedang terpuruk ini telah berjuang keras untuk membalikkan keadaan bisnisnya karena model produknya yang usang gagal menarik konsumen di AS dan China.

Hon Hai Precision Industry Co. muncul sebagai calon investor pasca-Honda, dengan Ketua Young Liu mengatakan pada bulan Februari perusahaannya telah mendekati Nissan dan Honda tentang potensi kerja sama ketika keduanya terlibat dalam pembicaraan untuk bergabung. Pembuat iPhone Taiwan yang dikenal sebagai Foxconn itu mengungkap keinginannya untuk merakit kendaraan listrik bagi produsen mobil Jepang. Bahkan, pada awal bulan ini, Foxconn menandatangani perjanjian dengan Mitsubishi Motors Corp. untuk melakukan hal itu.

Sementara itu, upaya restrukturisasi Nissan tidak akan mudah. Kebijakan tarif AS atas mobil dan suku cadang mobil impor akan memukul perusahaan. Pembuat mobil itu mengatakan pihaknya memperkirakan akan melihat dampak ¥450 miliar dari kebijakan, yang termasuk dalam perkiraannya untuk kerugian operasional ¥200 miliar pada kuartal pertama.

Ekspor dari Meksiko dan Jepang menyumbang hampir 45% dari penjualan Nissan di AS, kata Kepala Keuangan Nissan, Jeremie Papin. Bea masuk akan memengaruhi 300.000 unit ekspor dari Meksiko, dan 120.000 unit dari Jepang.

Secara terpisah, Renault, yang memiliki sekitar 36% saham di Nissan, mengatakan pihaknya memperkirakan akan mengalami kerugian sebesar €2,2 miliar (US$2,4 miliar) pada laba bersih kuartal pertamanya karena upaya pemulihan yang dilakukan oleh produsen mobil Jepang tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper