Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Indonesia berencana mengurangi impor minyak mentah dari kawasan Timur Tengah dan Afrika. Impor minyak dari kawasan tersebut akan dialihkan ke Amerika Serikat (AS).
Kebijakan ini, menurutnya, sedang diformulasikan agar tetap sejalan dengan komitmen Indonesia kepada AS tanpa mengganggu hubungan dagang dengan negara lain.
Adapun, pemerintah berencana menambah kuota impor minyak dan liquefied petroleum gas (LPG) dari AS untuk menyeimbangkan neraca perdagangan dengan Negeri Paman Sam. Hal ini sebagai bagian dari negosiasi untuk menurunkan tarif resiprokal atau timbal balik sebesar 32% yang dikenakan Presiden AS Donald Trump atas produk asal RI.
“Sebagian dari Middle East [Timur Tengah] dan sebagian dari beberapa negara di Afrika, itu yang akan kita kurangi. Tapi semuanya ini sekarang kita lagi mengatur formulasinya yang baik agar kemudian komitmen kita dengan pihak Amerika juga berjalan, tapi komitmen kita dengan negara-negara lain juga tetap tidak terganggu,” ujar Bahlil saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Saat ditanya mengenai waktu pelaksanaan pengalihan impor tersebut, Bahlil mengatakan, masih dalam tahap negosiasi dengan pihak Amerika Serikat. Detail implementasi akan dibicarakan setelah pembahasan selesai.
"Sampai dengan hari ini, masih negosiasi kita dengan tim Amerika, kalau sudah selesai baru kita mulai bicara tentang strategi implementasinya," ucapnya.
Baca Juga
Bahlil juga menjelaskan opsi pengurangan impor dari Timur Tengah dan Afrika diambil lantaran selama ini Indonesia membeli minyak dalam jumlah besar dari kedua kawasan tersebut.
“Karena kita belinya barang dari sana, paling banyak dari sana,” pungkas Bahlil.
Sebelumnya, Bahlil menyampaikan bahwa Indonesia juga mau menyetop impor BBM dari Singapura yang saat ini mencapai sekitar 54-59% dari total impor BBM Indonesia. Pembelian BBM dari Singapura akan dialihkan ke AS.