Bisnis.com, JAKARTA — PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) terus berupaya memperpanjang usia tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, setidaknya hingga 2030 mendatang.
Salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia itu kini tengah melakukan proses penambangan Fase 8 Batu Hijau, menyusul selesainya penambangan di Fase 7 pada akhir 2024 lalu.
Vice President Corporate Communications PT Amman Mineral Internasional Tbk., Kartika Octaviana menyebut, penambangan Fase 8 menjadi bukti komitmen emiten berkode saham AMMN tersebut dalam meningkatkan konservasi mineral untuk menjaga keberlanjutan operasional dan kontribusi bagi bangsa.
“Amman terus melakukan pengeboran secara intensif pada tahun 2020 untuk menemukan cadangan baru yang dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau,” kata Kartika dalam keterangan pers, Selasa (13/5/2025).
Dia mengungkapkan bahwa dengan total cadangan mineral di Fase 8 sekitar 460 juta ton, diharapkan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030 mendatang.
Dia menjelaskan bahwa aktivitas pengupasan batuan penutup telah berlangsung sejak 2021 untuk memastikan transisi antar fase yang mulus. Produksi Fase 8 pada masa awal transisi ini dimulai dari sisi terluar dan teratas pit Batu Hijau yang memiliki kadar logam lebih rendah.
Selanjutnya, kata Kartika, penambangan akan terus berlanjut menuju bagian tengah dan dalam dari pit Batu Hijau yang mengandung bijih mineral dengan kadar lebih tinggi.
Dengan demikian, peningkatan produksi akan terjadi dalam beberapa periode ke depan. “Dengan upaya kami meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional, serta peningkatan harga komoditas, kami berhasil menambah 5 tahun usia tambang Batu Hijau,” ujar Kartika.
Menurut dia, upaya memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030 mendatang menjadi sangat penting, guna mendukung denyut ekonomi regional dan nasional, antara lain terkait dengan lapangan pekerjaan bagi ribuan karyawan, kontribusi bagi pendapatan pemerintah daerah dan pusat.
Terlebih, imbuhnya, Fase 8 juga hadir di tengah momentum global yang krusial. Tembaga, komoditas utama Tambang Batu Hijau, merupakan kunci transisi energi bersih dunia.
Mengutip Wood Mackenzie, Kartika mengatakan bahwa lembaga riset dan konsultan global itu memproyeksikan bahwa permintaan terhadap tembaga akan terus melonjak seiring dengan adopsi teknologi rendah karbon, mulai dari kendaraan listrik hingga infrastruktur energi terbarukan.
“AMMAN berkomitmen untuk menjalankan praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan negara. Kami yakin Fase 8 akan menjadi tonggak kesuksesan berikutnya bagi AMMN dan Indonesia,” kata Kartika.
Adapun, AMMN mengestimasi volume produksi emas perseroan pada 2025 akan anjlok sejalan dengan peralihan penambangan dari fase 7 ke fase 8.
Sepanjang 2024, AMMN merealisasikan produksi emas sebanyak 802.749 ons atau meningkat 73% dibandingkan dengan tahun sebelumnya 463.467 ons.
“Untuk 2025, kami mengantisipasi produksi konsentrat sebanyak 430.000 ton kering yang diproyeksikan mengandung 228 juta pon tembaga dan 90.000 ons emas,” tulis manajemen AMMN dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (4/4/2025).
Manajemen AMMN menjelaskan bahwa produksi logam yang lebih rendah pada tahun ini karena perseroan beralih dari penambangan bijih segar di fase 7 ke penambangan material batuan penutup di fase 8.
Bijih yang diproses sebagian besar akan berasal dari stockpile dan bijih segar berkadar rendah dari lingkaran luar fase 8. Bijih tersebut diestimasi memiliki kandungan tembaga dan emas lebih rendah daripada bijih dasar yang terletak di dasar tambang fase 7 dan fase 8.
“Saat kami mencapai inti bijih fase 8 pada 2026, produksi logam akan meningkat secara signifikan diperkirakan melampaui kinerja historis.”
Sebagai gambaran, sesuai dengan rencana saat ini AMMN akan melanjutkan penambangan Fase 8 di Tambang Batu Hijau hingga 2030, dengan potensi pemanfaatan stockpile hingga 2033. Setelah itu, penambangan akan berlanjut ke Cebakan Elang, salah satu deposit tembaga dan emas porfiri terbesar di dunia yang belum dikembangkan, yang dijadwalkan akan berlangsung hingga 2046. (Ana Noviani)