Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Bergerak Variatif jelang Pertemuan AS-China Bahas Perang Dagang

AS dan China dijadwalkan membahas mengenai perdagangan antar kedua negara pada akhir pekan ini.
Papan saham elektronik perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, menampilkan indeks Nikkei 225 Stock Average  pada Selasa, 28 Januari 2025./Bloomberg-Toru Hanai
Papan saham elektronik perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, menampilkan indeks Nikkei 225 Stock Average pada Selasa, 28 Januari 2025./Bloomberg-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham Asia menguat pada perdagangan Jumat (9/5/2025) seiring dengan rencana pembicaraan antara AS dan China soal perdagangan pada akhir pekan ini.

Sebelumnya, AS dan Inggris telah menyepakati perjanjian dagang yang menimbulkan keyakinan perang dagang mereda.

Dilansir Bloomberg, Jumat (9/5/2025), indeks Jepang Topix menguat 1,5% selama 11 hari, yang merupakan reli paling panjang sejak Oktober 2017, bursa Hong Kong meningkat 0,5%. Bursa Australias S&P ASX 200 juga menguat sebesar 0,5%.

Namun, saham di Korea Selatan mengalami pelemahan usai Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyampaikan kesepakatan dagang antara AS dengan Korsel dan Jepang butuh lebih banyak waktu ketimbang Inggris. The Shanghai Composite juga turun 0,5%.

Pasar saat ini fokus pada hasil perundingan dagang akhir pekan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan yakin negosiasi tersebut dapat menghasilkan kemajuan nyata, dengan China membuat konsesi.

Pasar merasa sedikit lega dan saham AS menguat pada perdagangan Kamis kemarin, saat Trump mengajukan kerangka kerja perdagangannya dengan Inggris sebagai langkah pertama dalam upayanya untuk merombak ekonomi global.

“Terdapat tingkat optimisme yang lebih tinggi bahwa akan ada beberapa pembatalan kenaikan tarif yang sangat ekstrem yang telah diberlakukan,” kata Marc Franklin, seorang manajer portofolio senior di Manulife Investment Management.

Dia menambahkan jika optimisme telah sampai pada titik di mana orang berpikir akan ada solusi yang cepat dan mudah untuk negosiasi atau keterlibatan China-AS, maka hal itu mungkin terbukti tidak berdasar. Dalam skenario seperti ini, volatilitas pasar akan kembali, katanya.

Sebelumnya, Trump juga mengatakan bahwa berita perdagangan yang menjanjikan yang dipadukan dengan upaya Partai Republik untuk meloloskan undang-undang yang memperpanjang dan memperluas pemotongan pajak seharusnya menjadi alasan untuk optimisme investor.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer akan bertemu di Swiss dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng. Trump mengatakan bahwa jika pembicaraan berjalan dengan baik, dia dapat mempertimbangkan untuk menurunkan tarif 145% yang telah dikenakannya pada banyak barang China.

"Kita juga dapat mengharapkan beberapa kemajuan dalam perjanjian mendatang dengan negara-negara lain. Sentimen risiko menyebar sebagai respons terhadap kinerja saham AS yang kuat," kata Hideyuki Suzuki, seorang manajer umum di SBI Securities di Tokyo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper