Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan lapangan usaha industri pengolahan dan pertanian menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa lapangan usaha pertanian menjadi sumber pertumbuhan terbesar yang mencapai 1,11% terhadap pertumbuhan ekonomi secara umum yang sebesar 4,87% secara tahunan (year on year/YoY).
“Pertumbuhan ekonomi ini juga ditopang oleh industri pengolahan dengan sumber pertumbuhan 0,93%,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (5/5/2025).
Selanjutnya, lapangan usaha perdagangan menjelaskan 0,66% dari total pertumbuhan ekonomi. Lalu, lapangan usaha infromasi dan komunikasi memberikan kontribusi sebesar 0,53%. Sementara usaha lainnya menjelaskan 1,64%.
Amalia menjelaskan pada dasarnya seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada kuartal I/2025, kecuali pertambangan yang kontraksi 1,23%.
Adapun, terkontraksinya sektor pertambangan disebabkan oleh pertambangan batu bara dan lignit yang kontraksi 0,91%, sejalan dengan menurunnya permintaan di pasar internasional. Selain itu, pertambangan bijih logam kontraksi 11,83% akibat adanya pemeliharaan besar yang direncanakan pada tambang tembaga dan emas di Papua Tengah.
Baca Juga
Lima lapangan usaha, yakni industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan bahkan berkontribusi hingga 63,69% terhadap ekonomi.
Secara perinci, Amalia menjelaskan bahwa sektor pertanian bahkan tumbuh dua digit sebesar 10,52%, didukung panen raya dan meningkatnya produksi jagung dan padi. Sementara permintaan atas daging dan telur selama Ramadan dan menjelang Idulfitri turut mendorong pertumbuhan usaha ini.
Industri pengolahan tercatat tumbuh 4,55% (YoY), lebih rendah dari 4,89% pada kuartal sebelumnya yang didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri.
Utamanya, industri logam dasar yang tumbuh 14,47%, sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri khususnya untuk komoditas besi dan baja.
Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,95% pada kuartal I/2025 yang didorong oleh peningkatan permintaan domestik pada momen Ramadan dan Idulfitri, serta peningkatan ekspor.