Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Desak Bos The Fed Pangkas Suku Bunga, Klaim Tak Ada Inflasi

Trump mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada Senin (21/4/2025) bahwa hampir tidak ada inflasi dan mendesak penurunan suku bunga The Fed.
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan ekonomi dapat melambat jika bank sentral tidak segera menurunkan suku bunga, dalam serangan terbarunya terhadap Ketua The Fed Jerome Powell.

Trump mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada Senin (21/4/2025) bahwa hampir tidak ada inflasi, menunjuk pada harga energi dan pangan yang lebih rendah.

"Tetapi ekonomi dapat melambat kecuali Tuan Terlambat [Mr. Too Late], menurunkan suku bunga, sekarang," kata Trump dikutip dari Bloomberg pada Selasa (22/4/2025), mengacu pada Powell.

Para ekonom secara luas memperkirakan tarif Trump akan meningkatkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan, meskipun hanya sementara. Meski inflasi telah mendingin secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, inflasi tetap tinggi. 

Powell, bersama dengan beberapa rekannya, telah menggarisbawahi bahwa bank sentral harus memastikan pungutan baru tidak menyebabkan inflasi yang lebih persisten.

Trump telah mengguncang Wall Street dengan berulang kali mengkritik Powell dan menyatakan bahwa dia memiliki kemampuan untuk menyingkirkan Ketua Fed sebelum akhir masa jabatannya. Pasar saham AS anjlok pada Senin (21/4/2025) karena para pedagang mempertimbangkan kemungkinan Powell dipecat, dengan Indeks S&P 500 turun lebih dari 3%.

Trump telah secara pribadi bertanya kepada para penasihatnya tentang kemungkinan menyingkirkan Powell, sementara beberapa pejabat pemerintahan telah memperingatkannya agar tidak melakukannya, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. 

Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett pekan lalu mengatakan kepada wartawan bahwa Trum sedang mempelajari apakah dia dapat memecat Powell.

Meski ekonomi AS tumbuh dengan baik tahun lalu, para ekonom melihat penurunan investasi bisnis dan konsumsi yang disebabkan oleh tarif mendorong perlambatan akhir tahun ini.

Sementara itu, kemajuan dalam mendinginkan inflasi kembali ke target The Fed sebesar 2% telah terhenti, tetapi pertumbuhan harga melambat lagi pada bulan Maret, dengan indeks harga konsumen naik 2,4% dari tahun sebelumnya. 

Pendinginan bulan lalu itu mendorong beberapa pengamat Fed, dan Trump, untuk memperbarui seruan agar bank sentral menurunkan suku bunga untuk mengatasi perlambatan pertumbuhan.

Presiden AS itu melontarkan omelan terhadap Powell minggu lalu tepat sebelum Bank Sentral Eropa menurunkan suku bunga acuannya seperempat poin menjadi 2,25%. Presiden AS berulang kali mengeluh bahwa The Fed tidak memangkas suku bunga dengan cukup cepat.

Namun, para pembuat kebijakan di kawasan Eropa bergulat dengan pertumbuhan yang sudah rendah. Inflasi di sana juga berada pada jalur yang jauh lebih jelas menuju target 2% ECB, memberi mereka ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Di AS, pejabat Fed khawatir dengan lambatnya laju disinflasi dan banyak yang khawatir tarif dapat memicu kembali tekanan harga.

Komentar presiden muncul saat para bankir sentral dan pembuat kebijakan ekonomi dari seluruh dunia akan bertemu di Washington minggu ini untuk pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.

"Saya tidak senang dengannya. Saya sudah memberi tahu dia. Dan jika saya ingin dia keluar, dia akan segera keluar dari sana, percayalah," kata Trump kepada wartawan selama pertemuan dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.

Dalam pidatonya minggu lalu di Economic Club of Chicago, Powell mengatakan bahwa The Fed harus memastikan tarif tidak memicu masalah inflasi yang sedang berlangsung.

Powell  menambahkan stabilitas harga sangat penting untuk mencapai pasar tenaga kerja yang kuat. Kepala The Fed, bersama dengan rekan-rekannya, mengatakan bahwa para pejabat ingin menunggu kejelasan yang lebih besar tentang dampak ekonomi dari berbagai perubahan kebijakan pemerintah sebelum menyesuaikan biaya pinjaman.

Powell juga mencatat bahwa independensi bank sentral adalah masalah hukum. Dia juga mengatakan bahwa para pejabat The Fed tidak dapat disingkirkan kecuali karena alasan tertentu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper