Bisnis.com, JAKARTA — Utusan pemerintah Indonesia akan bertandang ke Amerika Serikat untuk bernegosiasi soal tarif Trump. Adanya penundaan tarif impor selama 90 hari memberi waktu lebih bagi banyak negara, termasuk Indonesia, untuk bernegosiasi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pemerintah telah menjalin komunikasi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait tarif impor.
Menurutnya, Indonesia masih menunggu waktu yang diberikan oleh pihak AS.
"Indonesia sudah berkirim surat dengan USTR [United States Trade Representative atau Kantor Perwakilan Dagang AS], Secretary Commerce [Howard Lutnick], dan Secretary Treasury [Scott Bessent] dan selanjutnya menunggu jadwal yang diberikan oleh masing masing kementerian," ujar Airlangga kepada Bisnis, Kamis (10/4/2025).
Airlangga memang belum menjabarkan apa saja target negosiasi Indonesia dengan AS, tetapi menurutnya, RI ada di posisi yang mirip dengan negara-negara tetangga dan sejumlah negara Asia.
"Indonesia masuk dalam kategori negara yang menawarkan konsesi seperti Vietnam, Taiwan, India, dan Thailand," katanya.
Baca Juga
Presiden Prabowo Subianto mengutus Airlangga bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Sugiono sebagai utusan RI untuk berdialog dengan AS soal tarif Trump. Namun, Airlangga mengungkapkan bahwa tidak hanya mereka bertiga yang akan terbang ke Washington.
Airlangga mengatakan bahwa dia akan turut membawa tim teknis lintas kementerian/lembaga (K/L) yang terkait dengan proses negosiasi, dari bidang perdagangan, energi, hingga pertanian.
"[Utusan RI akan] beserta tim teknis lintas K/L, antara lain kementerian terkait yang masuk dalam substansi materi seperti Kemendag, Kementerian ESDM, Komdigi, industri, pertanian, serta yang diperlukan saat berlangsungnya negosiasi teknis," ujar Airlangga.
Menko juga menyebut bahwa adanya penundaan implementasi tarif impor selama 90 hari memberikan ruang bagi banyak negara, termasuk Indonesia, untuk bernegosisasi dengan pemerintah AS. Menurutnya, Indonesia akan memanfaatkan kesempatan itu.
Namun demikian, Airlangga tidak menjelaskan kapan utusan RI akan terbang ke AS.
"Artinya Presiden Trump memberikan waktu untuk bernegosiasi dalam 90 hari ke depan," kata Airlangga.
Dilansir dari Bloomberg, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan keputusannya itu melalui media sosial Truth Social pada Rabu (9/4/2025) pukul 13.18 waktu AS. Perubahan sikap itu terjadi sekitar 13 jam setelah bea masuk tinggi terhadap 56 negara dan Uni Eropa mulai berlaku.
Trump mengatakan bahwa lebih dari 75 negara telah menghubungi Gedung Putih untuk bernegosiasi mengenai hambatan perdagangan, berharap AS dapat menurunkan tarif impor bagi negara terkait.
Dia juga menghadapi tekanan besar dari para pemimpin bisnis dan investor untuk mengubah arah kebijakannya. Pasalnya, tarif Trump dinilai berisiko memicu gejolak pasar dan ketakutan akan resesi ekonomi.
"Saya pikir orang-orang sedikit keluar jalur ... Mereka menjadi sedikit cerewet, sedikit takut," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih ketika ditanya mengapa dia menunda pengenaan tarif, Rabu (9/4/2025) waktu AS, dilansir dari Bloomberg.
Trump memang memberi jeda 90 hari untuk berlakunya tarif itu, tetapi dia justru menaikkan tarif impor China menjadi 125%, dari terakhir sebesar 104%.
"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dibebankan kepada China oleh Amerika Serikat menjadi 125%, berlaku segera," kata Trump.