Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Impor Trump, Negara Asean Pilih 'Manut'

Negara Asia Tenggara mendesak untuk berdialog dengan Amerika Serikat tentang tarif perdagangan dan tidak akan memberlakukan tindakan pembalasan.
Ilustrasi suasana Pasar Tanah Abang, pusat grosir tertua dan terbesar di Asia Tenggara./Bisnis-Ni Luh Anggela
Ilustrasi suasana Pasar Tanah Abang, pusat grosir tertua dan terbesar di Asia Tenggara./Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara Asia Tenggara meminta ruang dialog dengan Amerika Serikat terkait tarif perdagangan dan manut dengan menyebut tidak akan memberlakukan tindakan pembalasan.

Sebelum jeda 90 hari diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump terkait penerapan tarif impor, enam dari sembilan negara Asia Tenggara yang menjadi target pemerintah AS telah dikenai tarif yang jauh lebih besar dari perkiraan, yakni antara 32% hingga 49%.

Sebagai perbandingan, tarif untuk Uni Eropa sebesar 20%, Jepang 24%, dan India 27%.

"Kami mengungkapkan niat bersama untuk terlibat dalam dialog yang jujur dan konstruktif dengan AS guna mengatasi persoalan perdagangan. Komunikasi terbuka dan kolaborasi sangat penting untuk memastikan hubungan yang seimbang dan berkelanjutan," kata Menteri Ekonomi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Kamis (10/4/2025). Pernyataan tersebut juga menyampaikan keprihatinan atas tarif dan dampaknya.

Setelah pertemuan pada hari Kamis, para menteri menegaskan kembali dukungan mereka terhadap sistem perdagangan multilateral yang dapat diprediksi, adil, dan berbasis aturan.

Asean, yang beranggotakan 10 negara, secara kolektif merupakan ekonomi terbesar kelima di dunia. Negara-negara anggotanya sangat bergantung pada ekspor sebagai pendorong utama pertumbuhan.

Sebelumnya, utusan pemerintah Indonesia dijadwalkan bertandang ke Amerika Serikat untuk bernegosiasi terkait tarif yang diberlakukan pemerintahan Trump. Penundaan tarif selama 90 hari memberi waktu lebih bagi banyak negara, termasuk Indonesia, untuk melanjutkan upaya diplomasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pemerintah telah menjalin komunikasi dengan otoritas Amerika Serikat terkait tarif impor.

"Indonesia sudah berkirim surat kepada United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce (Howard Lutnick), dan Secretary of the Treasury (Scott Bessent), dan kini sedang menunggu jadwal dari masing-masing kementerian," ujar Airlangga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper