Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan di Balik Lolosnya Rusia dan Belarusia dari Tarif Trump, Tak Semata karena Sanksi

Rusia dan Belarus dikecualikan dari tarif impor Presiden AS Donald Trump. Alasannya bukan hanya karena sanksi perdagangan akibat invasi ke Ukraina.
Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers di Rose Garden, White House pada Rabu (2/4/2025) terkait pemberlakuan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers di Rose Garden, White House pada Rabu (2/4/2025) terkait pemberlakuan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Demi Perundingan Damai

Alasan di balik pengecualian ini, menurut Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett, adalah karena AS masih terlibat dalam negosiasi dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Dalam wawancara dengan ABC News, Hassett mengungkapkan bahwa Rusia sengaja dikecualikan dari daftar negara yang dikenai tarif baru demi menjaga kelangsungan dialog damai dengan Ukraina. Ia menekankan bahwa konflik baru di bidang perdagangan berpotensi mengacaukan proses yang tengah berjalan.

“Negosiasi antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung, dan saya kira Presiden memilih untuk tidak mencampuradukkan urusan dagang dengan upaya perdamaian,” ujarnya seperti dilansir ABC News, Selasa (8/7/2025)..

Saat ditanya apakah ia mengakui bahwa Rusia justru dikecualikan dari tarif baru sementara sekutu AS tidak, Hassett menegaskan bahwa fokus utama Presiden Trump saat ini adalah menyelamatkan nyawa melalui jalur diplomasi.

“Rusia sedang menjalani proses perundingan damai yang berdampak pada ribuan kehidupan, dan itu menjadi perhatian utama Presiden Trump saat ini,” tuturnya.

Namun ia juga menambahkan bahwa sikap lunak terhadap Rusia ini bersifat sementara. “Bukan berarti Rusia, seiring waktu, akan diperlakukan sangat berbeda dari negara-negara lain,” tandasnya.

Bagi ilmuwan politik Alexandra Filippenko mengatakan keputusan Trump untuk mengecualikan Rusia dari daftar tarif adalah sinyal bahwa memperbaiki hubungan dengan Moskow menjadi prioritas utama AS.

“Pemerintah Rusia sudah menangkap pesan itu,” ujarnya, merujuk pada unggahan di Telegram dari Kirill Dmitriev, utusan khusus Presiden Rusia yang kini tengah berada di Washington.

Dalam unggahan tersebut, Dmitriev menyebut bahwa memulihkan dialog antara Rusia dan AS merupakan proses yang sulit dan bertahap, namun setiap pertemuan, setiap percakapan terbuka memungkinkan perkembangan terus berlanjut.

Pandangan serupa datang dari profesor urusan internasional The New School Nina Khrushcheva. Ia menilai pendekatan diplomatik antara kedua negara bisa menjadi alasan Trump menahan diri dalam kebijakan tarif terhadap Rusia.

“Saya kira tekanan politik terhadap Rusia akan tetap ada dalam bentuk lain. Namun di tengah kunjungan Dmitriev, kebijakan tarif justru bisa menjadi langkah yang kontra-produktif,” ujarnya seperit dilansir DW.

Khrushcheva juga mencatat bahwa pemerintahan Trump masih memiliki ruang untuk menjatuhkan tarif terhadap Rusia di masa mendatang, jika memang dianggap perlu.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper