Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Para Pemimpin Negara yang Sigap Respons Tarif Trump, Bagaimana Indonesia?

Sejumlah negara dari China hingga Uni Eropa telah merespons kebijakan tarif impor yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Surya Dua Artha Simanjuntak,Lorenzo Anugrah Mahardhika
Senin, 7 April 2025 | 10:30
Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers di Rose Garden, White House pada Rabu (2/4/2025) terkait pemberlakuan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers di Rose Garden, White House pada Rabu (2/4/2025) terkait pemberlakuan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Para Pemimpin Negara yang Sigap Respons Tarif Trump, Bagaimana Indonesia?

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara dari China hingga Uni Eropa telah merespons kebijakan tarif impor yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Pekan lalu, Kementerian Keuangan China menyatakan akan mengenakan tarif balasan untuk semua produk AS mulai 10 April 2025. Dilansir Reuters pada Jumat (4/4/2025), Negeri Panda ini berencana mengenakan tarif tambahan sebesar 34% untuk semua produk asal AS.

"Tarif tersebut akan berada di atas tarif yang berlaku saat ini," demikian keterangan Kementerian Keuangan China.

Sementara, Kementerian Perdagangan China menyampaikan pembatasan ekspor sejumlah komoditas ke AS, seperti samarium, gadolinium, terbium, diprosium, lutetium, scandium, dan itrium mulai hari ini.

Tak hanya itu, Pemerintah China juga menambahkan 16 perusahaan asal AS ke daftar pengetatan ekspor. Terdapat 11 entitas yang masuk dalam daftar entitas kurang terpercaya, yang memungkinkan Beijing mengambil tindakan hukuman terhadap entitas asing.

"Tujuan penerapan kontrol ekspor terhadap barang-barang relevan sesuai dengan hukum adalah untuk lebih menjaga keamanan dan kepentingan nasional, dan untuk memenuhi kewajiban internasional seperti non-proliferasi," demikian pernyataan dari Kementerian Perdagangan China.

Pada awal pekan ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun menyampaikan bahwa pasar saham global anjlok akibat dari kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Trump.

"Pasar telah berbicara," ujar Guo Jiakun.

Uni Eropa

Sementara itu, negara-negara Uni Eropa dikabarkan akan bersatu dengan membuat front persatuan dalam beberapa hari mendatang untuk melawan tarif impor yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump.

Uni Eropa kemungkinan akan menyetujui serangkaian tindakan balasan yang ditargetkan untuk impor AS senilai $28 miliar, mulai dari benang gigi (dental floss) hingga berlian.

Komisi Eropa, yang melakukan koordinasi kebijakan perdagangan Uni Eropa, akan mengusulkan kepada para anggotanya daftar produk AS yang akan dikenakan bea masuk tambahan sebagai tanggapan atas tarif baja dan aluminium Trump, dan bukan pungutan resiprokal yang lebih luas.

Daftar yang disiapkan tersebut akan mencakup daging, sereal, anggur, kayu, dan pakaian AS serta permen karet, dental floss, penyedot debu, dan tisu toilet.

Diplomat Uni Eropa mengatakan bahwa tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk menghasilkan pesan persatuan tentang keinginan untuk bernegosiasi dengan Washington untuk menghapus tarif, tetapi juga kesiapan untuk merespons dengan tindakan balasan jika hal itu gagal.

“Ketakutan terbesar kami setelah Brexit adalah kesepakatan bilateral dan pecahnya persatuan, tetapi setelah tiga atau empat tahun negosiasi, hal itu tidak terjadi. Tentu saja, di sini Anda memiliki cerita yang berbeda, tetapi semua orang dapat melihat adanya ketertarikan pada kebijakan komersial yang sama,” ujar seorang diplomat Uni Eropa dilansir dari Reuters, Senin (7/4/2025). 

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper