Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Keuangan biasanya melaporkan perkembangan data fiskal melalui APBN KiTa, dengan konferensi pers dan publikasi dokumen di situs resmi. Ketika dokumen itu belum kunjung terbit, muncul dokumen baru bernama Buku Ekonomi Kita.
Buku Ekonomi Kita edisi Maret 2025 terbit pada Selasa (25/3/2025). Dalam ringkasan eksekutifnya, tercantum bahwa buku tersebut disusun oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Sekretariat Kabinet (Setkab), dan Kantor Komunikasi Kepresidenan yang dikoordinasikan oleh Staf Khusus Presiden RI.
Kementerian Keuangan selaku otoritas fiskal tidak ikut tertulis sebagai penyusun buku tersebut.
Berdasarkan dokumen itu, Buku Ekonomi Kita merangkum data ekonomi aktual yang menjadi fondasi untuk merancang strategi menghadapi tantangan ekonomi, juga menjadi dasar dalam mengantisipasi kondisi masa depan.
Buku 105 halaman itu terdiri dari empat bab, yakni pertama mengenai Realisasi Januari—Maret 2025, kedua soal Outlook Indonesia April—Juni 2025, ketiga soal Outlook Indonesia Tahun Ini, dan keempat soal Outlook Indonesia 5 Tahun.
Bab I dibuka dengan paparan data ekonomi 2024 dalam lima sub bab pertama, dari soal perbandingan kondisi ekonomi dengan negara-negara G20 dan Asean, hingga kondisi berbagai sektor ekonomi. Lalu, terdapat pembahasan soal harga pangan, produksi padi awal 2025, juga realisasi diskon tarif listrik.
Baca Juga
Berbagai data ekonomi lainnya dipaparkan dalam Bab I, seperti arus modal ke surat berharga negara (SBN), posisi cadangan devisa, permintaan kredit perbankan, hingga surplus neraca perdagangan. Ada pula data pencairan tunjangan hari raya (THR) hingga realisasi kredit usaha rakyat (KUR).
Berbeda dengan APBN KiTa, Buku Ekonomi Kita tidak menyuguhkan data postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seperti nilai penerimaan pajak, nilai belanja negara, defisit APBN, hingga posisi terbaru utang negara.
Pelaksanaan program-program unggulan Presiden Prabowo Subianto turut dilaporkan dalam buku tersebut. Misalnya, di Bab III, terdapat penjelasan dampak program makan bergizi gratis (MBG) bagi penurunan kemiskinan dan kesenjangan.
Ketentuan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) juga turut dijelaskan dalam Bab III. Lalu, implementasi kegiatan usaha bulion atau bank emas yang baru meluncur di Indonesia juga turut dijelaskan.
Hal terkait fiskal yang turut dibahas dalam buku itu di antaranya adalah soal sistem inti perpajakan atau Core Tax Administration System (CTAS), yang dinilai sebagai langkah besar dalam modernisasi sistem perpajakan nasional. Coretax menjadi sorotan karena mengalami gangguan berbulan-bulan.
Penjelasan soal pentingnya penerapan Coretax bagi Indonesia tercantum di halaman 95 buku tersebut. Namun, tidak terdapat paparan data atau perkembangan terkini Coretax.
Dokumen buku tersebut diperoleh Bisnis melalui kiriman di aplikasi pengirim pesan. Bisnis belum menemukan tautan untuk mengunduhnya di sejumlah laman resmi pemerintah.
Pada Rabu (26/3/2025) pukul 08.32 WIB, Bisnis memeriksa situs resmi Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet, juga media sosial Kantor Komunikasi Kepresidenan, belum terdapat tautan dokumen maupun informasi mengenai Buku Ekonomi Kita.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengonfirmasi bahwa buku tersebut resmi dan dapat menjadi rujukan, meskipun belum muncul di situs resmi pemerintah.
"Silakan [dikutip]," ujar Hasan kepada Bisnis, Rabu (26/3/2025).
Bisnis juga meminta konfirmasi kepada Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Deni Surjantoro mengenai perbedaan APBN KiTa dengan Buku Ekonomi Kita. Deni tidak memberikan jawaban rinci, tetapi menurutnya Kemenkeu akan tetap menerbitkan APBN KiTa.
"[Data fiskal dipublikasikan] bisa dua-duanya, karena sumbernya sama," ujar Deni kepada Bisnis, Rabu (26/3/2025).
Informasi mengenai Buku Ekonomi Kita baru terdapat di situs berita Bloomberg Technoz dan di dalamnya berisi tautan atau link untuk mengunduh (download) dokumen buku tersebut.
Berdasarkan pantauan Bisnis, akun bernama "Contact Bloomberg Technoz" membuat folder dan tautan Google Drive verisi dokumen Buku Ekonomi Kita pada Selasa (25/3/2025) pukul 15.06 WIB. Dokumen itu dapat diunduh oleh publik.