Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Transmigrasi mengungkap rencana pemerintah melanjutkan pembangunan Jembatan Batam – Bintan (Babin).
Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman menjelaskan bahwa nilai investasi dari pembangunan Batam – Bintan itu bakal mencapai Rp17 triliun. Lewat pembangunan infrastruktur ini, nantinya wilayah Bintan, Batam, Rempang dan Pulau Galang bakal terkoneksi.
“Nilai investasi Jembatan Batam - Bintan sekitar Rp16 triliun sampai Rp17 triliun. Sehingga, nanti akan terkoneksi antara Bintan, Batam, Rempang, dan Pulau Galang," jelasnya dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (24/3/2025).
Berdasarkan spesifikasinya, Jembatan Batam - Bintan akan memiliki panjang mencapai 14,6 kilometer (km) dengan total lebar bentangan mencapai 7,6 Km.
Iftitah menyebut, rencana pembangunan jembatan Batam – Bintan ini bakal menjadi salah satu infrastruktur pendukung. Pasalnya, ke depan Rempang menjadi salah satu destinasi transmigrasi yang bakal fokus dikembangkan pemerintah.
Sementara berdasarkan catatan Bisnis, Pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin) memasuki tahapan survei penyelidikan kedalaman tanah di Selat Bintan.
Baca Juga
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan survei ini merupakan tahapan awal keseriusan pemerintah pusat dalam mendukung pembangunan Jembatan Babin.
Ansar mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri telah menyelesaikan kewajiban daerah dengan membebaskan lahan untuk landing point di sisi pulau Bintan.
"Begitu pula lahan landing point jembatan Babin di sisi pulau Batam telah diserahkan BP Batam. Semua landing point Jembatan Batam-Bintan telah bersertifikat dan kami sudah menyerahkan administrasinya ke Kementerian PUPR," kata Ansar (28/5/2025)
Adapun, berdasarkan kabar terbaru, perairan Tanjung Uban di Bintan dan perairan di sekitar wilayah Kabil di Batam dinyatakan layak berdasarkan hasil survei penyelidikan tanah sebagai fondasi utama untuk pembangunan Jembatan Babin.