Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok 6%, Wamen Investasi: Gak Ada Masalah

Menurut Wamen Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, tidak ada masalah walaupun IHSG terkoreksi dalam hari ini, karena pasar saham dipengaruhi banyak aspek.
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). IHSG terjun bebas pada Selasa (18/3/2025) dan membuat BEI melakukan pembekuan perdagangan sementara atau trading halt. Trading halt ini merupakan trading halt pertama yang dilakukan BEI sejak 2020. / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). IHSG terjun bebas pada Selasa (18/3/2025) dan membuat BEI melakukan pembekuan perdagangan sementara atau trading halt. Trading halt ini merupakan trading halt pertama yang dilakukan BEI sejak 2020. / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengaku tidak khawatir meski Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG yang anjlok hingga 6,12% pada perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025).

Todotua meyakini pasar saham selalu bergerak fluktuatif. Artinya, jika pasar sedang memiliki sentimen negatif maka IHSG bisa anjlok—begitu juga sebaliknya.

"Gak ada masalah, yang namanya market kan kondisionalnya banyak. Kita bicara pasar saham itu kan kondisionalnya secara internal negara kita maupun kondisional global," ujar Todotua di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (18/3/2025).

Hanya saja, dia mengklaim dari sisi internal pemerintah akan selalu konsisten menjalankan program-program yang telah dicanangkan serta menjalankan kepastian hukum.

"Akan lihat ke depannya apabila pemerintah konsisten dalam menjalankan ini semua [program unggulannya], saya pikir akan lebih baik [pasar meresponsnya]," kata Todotua.

Sebagai informasi, IHSG ditutup anjlok ke level 6.076,08 pada perdagangan sesi I usai sempat dibuka pada level 6.458,67. Tercatat terdapat 650 saham terkoreksi, sebanyak 73 saham menguat dan sebanyak 234 saham stagnan atau tidak berubah.

Berdasarkan data IDX, seluruh sektor mengalami pelemahan dengan sektor teknologi amblas 11,12%, sektor bahan baku anjlok 7,68%, sektor energi melemah 4,73%, sektor properti turun 4,46%, sektor siklikal merosot 4,37%, dan sektor infrastruktur melemah 4,39%.

Sementara itu, sektor non-siklikal merosot 3,37%, sektor transportasi turun 3,15%, sektor kesehatan melemah 3,01%, sektor keuangan turun 2,98%, dan sektor industrial merosot 2,78%.

Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menghimbau kepada investor agar cermat melihat kondisi fundamental dan selalu rasional dalam mengambil keputusan.

"Kami melihat bahwa saat ini, rasio P/E saham-saham di BEI sudah rendah, yaitu pada angka 10, terendah di antara negara Asean lain," ujarnya, Selasa (18/3/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper