Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengaku tidak khawatir meski Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG yang anjlok hingga 6,12% pada perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025).
Todotua meyakini pasar saham selalu bergerak fluktuatif. Artinya, jika pasar sedang memiliki sentimen negatif maka IHSG bisa anjlok—begitu juga sebaliknya.
"Gak ada masalah, yang namanya market kan kondisionalnya banyak. Kita bicara pasar saham itu kan kondisionalnya secara internal negara kita maupun kondisional global," ujar Todotua di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (18/3/2025).
Hanya saja, dia mengklaim dari sisi internal pemerintah akan selalu konsisten menjalankan program-program yang telah dicanangkan serta menjalankan kepastian hukum.
"Akan lihat ke depannya apabila pemerintah konsisten dalam menjalankan ini semua [program unggulannya], saya pikir akan lebih baik [pasar meresponsnya]," kata Todotua.
Sebagai informasi, IHSG ditutup anjlok ke level 6.076,08 pada perdagangan sesi I usai sempat dibuka pada level 6.458,67. Tercatat terdapat 650 saham terkoreksi, sebanyak 73 saham menguat dan sebanyak 234 saham stagnan atau tidak berubah.
Baca Juga
Berdasarkan data IDX, seluruh sektor mengalami pelemahan dengan sektor teknologi amblas 11,12%, sektor bahan baku anjlok 7,68%, sektor energi melemah 4,73%, sektor properti turun 4,46%, sektor siklikal merosot 4,37%, dan sektor infrastruktur melemah 4,39%.
Sementara itu, sektor non-siklikal merosot 3,37%, sektor transportasi turun 3,15%, sektor kesehatan melemah 3,01%, sektor keuangan turun 2,98%, dan sektor industrial merosot 2,78%.
Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menghimbau kepada investor agar cermat melihat kondisi fundamental dan selalu rasional dalam mengambil keputusan.
"Kami melihat bahwa saat ini, rasio P/E saham-saham di BEI sudah rendah, yaitu pada angka 10, terendah di antara negara Asean lain," ujarnya, Selasa (18/3/2025).