Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Barang Konsumsi Anjlok 14,28% Jelang Ramadan, BPS: Ketersediaan Pasokan Cukup

BPS melaporkan aktivitas impor barang konsumsi mengalami kontraksi sebesar 14,28% sepanjang Januari hingga Februari 2025 atau menjelang Ramadan dan Lebaran.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasani memberikan paparan saat rilis berita resmi statistik di Jakarta, Selasa (15/10/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasani memberikan paparan saat rilis berita resmi statistik di Jakarta, Selasa (15/10/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan aktivitas impor barang konsumsi mengalami kontraksi sebesar 14,28% sepanjang Januari hingga Februari 2025 atau menjelang Ramadan dan Lebaran, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan penurunan tersebut utamanya akibat penurunan impor beras yang andilnya mencapai 13,87% secara kumulatif.

“Karena impor beras di Januari Februari ini lebih rendah dari tahun lalu karena terkait ketersediaan suplai beras di domestik,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/3/2025).

Selain beras, Amalia menuturkan komoditas monitor berwarna serta otomotive diesel fuel atau bahan bakar diesel otomotif juga mengalami penurunan pada periode tersebut.

Secara tahunan atau year on year (YoY), impor barang konsumsi juga menunjukkan penurunan hingga 21,05% pada Februari 2025. Di mana beras, memberikan andil penurunan sebesar 15,07%.

Sementara monitor berwarna memberikan andil penurunan sebesar 2,66% serta otomotive diesel fuel dengan andil 1,01% pada Februari 2025.

Melihat penurunan impor barang konsumsi secara bulanan (month to month/MtM), nilai impor barang konsumsi secara turun 10,61% dan volumenya turun 27,63%.

Penyumbang utama penurunan, yakni komoditas buah-buahan seperti jeruk dan apel yang mengalami penurunan impor masing-masing senilai US$29,2 juta dan US$17,9 juta. Sementara penurunan impor cabai (HS 09) mencapai US$16 juta pada Februari 2025.

Sementara impor daging hewan mengalami penurunan US$44,8 juta, khususnya dari komoditas Frozen Bondless Meat of Bovine Animals (HS 02023000), dengan nilai impor turun US$43,5 juta dari bulan sebelumnya.

Kemudian barang konsumsi yang mengalami penurunan bulanan yakni komoditas serealia, termasuk beras yang turun US$37,8 juta. Utamanya dari komoditas Semi-Milled or Wholly Milled Rice (HS 1006309) yang nilai impornya turun US$37,07 juta dibandingkan bulan Januari 2025.

Menurut golongan penggunaan barang, turunnya nilai impor barang konsumsi terjadi paling besar pada jenis Alat Angkutan Bukan untuk Industri yang anjlok 37,65% MtM dan Makanan dan Minuman (Primary) untuk Rumah Tangga terkontraksi 36,29% (MtM).

Sementara barang konsumsi dari golongan Minuman & Makanan (Processed) untuk Rumah Tangga, turun 20,74% (MtM).

Secara umum, nilai impor Februari 2025 mencapai US$18,86 miliar, mengalami kenaikan baik secara bulanan maupun secara tahunan, masing-masing sebesar 5,18% dan 2,30%.

Sementara nilai ekspor Indonesia mencapai US$21,98 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 2,58% MtM dan 14,05% (YoY).

Alhasil, neraca perdagangan barang Indonesia melanjutkan reli surplus 58 bulan berturut-turut, yang pada Februari 2025 mencatatkan surplus senilai US$3,12 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper