Bisnis.com, JAKARTA – PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menggelar acara The Big Idea Forum bertema “Pahlawan Ekonomi Bangsa: Kekuatan UMKM untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 8%”. Acara yang dihadiri oleh 1.000 UMKM binaan Sampoerna ini menggarisbawahi peran penting sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam menggerakkan ekonomi Indonesia.
Berbagai strategi pemberdayaan UMKM dibahas, menyoroti peran sebagai katalisator utama pertumbuhan ekonomi nasional dan pentingnya kolaborasi multisektor untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.
Chief Executive Officer (CEO) Philip Morris International (PMI), Jacek Olczak, menyatakan bahwa Indonesia memainkan peran sentral dalam rantai pasokan global PMI, dan merupakan salah satu tujuan utama untuk investasi jangka panjang dan inovasi berkelanjutan.
Sejak 2005, PMI telah menginvestasikan lebih dari US$6,4 miliar untuk mendukung operasional Sampoerna di Indonesia, termasuk untuk bermitra dengan lebih dari 22.000 petani tembakau dan cengkih, menyerap lebih dari 90.000 karyawan langsung dan tidak langsung, melibatkan lebih dari 1,5 juta peritel di seluruh Indonesia, serta membina lebih dari 347.000 UMKM di Indonesia.
“Sampoerna telah menjadi bagian integral dari PMI, di mana saya menyaksikan kemampuan luar biasa Sampoerna dalam menjalankan kegiatan usaha yang selaras dengan target dan tujuan Pemerintah Indonesia, khususnya dalam investasi jangka panjang dan mendorong inovasi yang bertumpu pada ekosistem dan hilirisasi industri dalam negeri,” kata Jacek, beberapa waktu lalu, dikutip pada Senin (17/3/2025).
Komitmen terhadap inovasi membuat PMI berada di garis depan kemajuan industri sekaligus berdampak positif pada perekonomian. Saat ini, PMI mengoperasikan 16 fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Baca Juga
Investasi produk bebas asap PMI di Indonesia adalah sebesar USD 330 juta, termasuk untuk fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat, yang berorientasi ekspor di wilayah Asia Pasifik dan pasar domestik. Di dalam pabrik tersebut, PMI juga memiliki laboratorium penelitian dan pengembangan kelas dunia yang dikelola oleh 200 tenaga ahli Indonesia.
“Investasi ini merupakan bukti kepercayaan PMI terhadap Indonesia. Saya juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas upaya konsisten dalam menciptakan iklim investasi kondusif bagi pelaku usaha dan mempromosikan stabilitas ekonomi yang menjamin kesejahteraan rakyat. Hal inilah yang mendorong kami untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung Pemerintah dalam mengembangkan UMKM Indonesia. Hari ini saya sangat bangga dapat hadir ditengah 1.000 anggota SRC dan SETC sebagai perwakilan dari 347.000 UMKM binaan Sampoerna,” terangnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, memberikan apresiasi tinggi kepada PMI atas investasinya di Indonesia dan kepada Sampoerna atas dukungannya terhadap UMKM di seluruh Nusantara. Menurutnya, ekonomi domestik Indonesia menunjukkan ketahanan yang luar biasa.
Airlangga secara khusus memuji pertumbuhan pesat SRC yang kini telah melampaui jumlah retail modern di Tanah Air, dengan omzet yang juga mengalami peningkatan signifikan.
“Beberapa tahun lalu, jumlah SRC lebih kecil dibandingkan retail modern. Namun, hari ini retail modern berjumlah sekitar 80.000, sementara SRC telah mencapai 250.000. Dari segi omzet, retail modern lebih tinggi, di atas Rp330 triliun, tetapi SRC akan segera mengejar dengan omzet yang sudah mencapai Rp236 triliun [per tahun],” ujarnya.
Airlangga melanjutkan bahwa UMKM yang go digital seperti SRC telah menunjukkan hasil yang lebih baik. SRC telah mengadopsi QRIS untuk transaksi nontunai dan dapat memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pemerintah mengalokasikan KUR sebesar Rp300 triliun, dengan sektor perdagangan sebagai salah satu fokus utama. SRC dan mitra produksinya dapat memanfaatkan fasilitas KUR untuk mengembangkan usaha mereka.
“Terutama KUR sektor perdagangan, ada di SRC. Kami ingin mendorong mitra produksi SRC agar dapat berkembang lebih jauh. Selain itu, kerja sama SETC dengan Kartu Prakerja akan melatih lebih banyak pengusaha UMKM di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah mengapresiasi SRC dan SETC karena telah membantu ratusan ribu UMKM di seluruh Indonesia,” tambahnya.