Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Thailand ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas 3% tahun ini seiring dengan gelontoran stimulus dan kebijakan senilai 150 miliar baht atau US$4,4 miliar.
Melansir Reuters pada Senin (10/3/2025), Paopoom Rojanasakul, Wakil Menteri Keuangan Thailand menyebut, langkah-langkah stimulus tersebut, termasuk tahap berikutnya dari skema dompet digital, akan dilaksanakan pada akhir kuartal ketiga tahun ini.
"Kami telah menyiapkan amunisi yang cukup," katanya, seraya menambahkan bahwa pengeluaran tersebut akan digunakan secara bijak dan pada waktu yang tepat.
Pemerintah menaruh harapannya pada skema dompet digital andalan senilai 450 miliar baht atau US$13,3 miliar, yang mentransfer 10.000 baht (US$300) kepada sekitar 45 juta orang, untuk menghidupkan kembali ekonomi yang telah terpuruk sejak pandemi.
Meskipun sekitar sepertiga pembayaran telah dilakukan secara tunai, gubernur bank sentral mengatakan konsumsi masih menjadi masalah, dengan mencatat tidak semua bantuan dibelanjakan pada tahap awal, dengan beberapa digunakan untuk melunasi pinjaman. Pertumbuhan kuartal keempat tahun lalu meleset dari ekspektasi, yaitu sebesar 3,2%.
Negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini tumbuh 2,5% sepanjang tahun lalu, lebih lambat dari ekspektasi dan tertinggal dari negara-negara lain.
Tahap berikutnya dari skema pemberian bantuan, yang merupakan bagian penting dari platform pemilihan partai yang berkuasa, akan memberikan pembayaran melalui aplikasi telepon pintar kepada 2,7 juta orang berusia 16-20 tahun dan akan dimulai pada kuartal kedua, kata Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira pada Senin.
Dengan menggunakan platform digital, tahap berikutnya diharapkan akan lebih efektif, kata Wakil Menteri Keuangan Julapun Amornvivat.
"Karena kami menggunakan mekanisme dompet digital yang dapat mengendalikan dan mengarahkan uang ke tempat-tempat yang lebih kami inginkan," katanya.
Pada 26 Februari lalu, Bank of Thailand memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 2,00%, menanggapi prospek pertumbuhan yang lebih lemah dan meningkatnya risiko dari ketidakpastian perdagangan global, di tengah seruan pemerintah yang berulang untuk pelonggaran lebih lanjut guna membantu ekonomi yang sedang lesu.
Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekspor lebih dari 4% dan pelemahan baht akan membantu memenuhi tujuan tersebut, kata Pichai.
Bank sentral mengatakan bahwa standar untuk pemangkasan lebih lanjut masih tinggi karena level tersebut konsisten dengan prospek ekonomi saat ini dan kuat terhadap risiko di masa mendatang.
Bank sentral juga memproyeksikan pertumbuhan akan sedikit lebih tinggi dari 2,5% tahun ini, turun dari 2,9% yang terlihat pada bulan Desember.