Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Mulai Lobi AS soal Rencana Tarif Impor Mobil Trump

Jepang telah membahas masalah tarif otomotif ke AS setelah Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan bea masuk sebesar 25% pada impor mobil.
Deretan mobil Subaru Corp. yang akan dikirim di salah satu pelabuhan di Yokohama, Jepang, 6 Februari 2025./Bloomberg-Toru Hanai
Deretan mobil Subaru Corp. yang akan dikirim di salah satu pelabuhan di Yokohama, Jepang, 6 Februari 2025./Bloomberg-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA - Jepang telah membahas masalah tarif otomotif ke AS setelah Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan pungutan sebesar 25% pada impor mobil, sebuah langkah yang kemungkinan akan memberikan pukulan besar terhadap perekonomian Jepang.

Melansir Bloomberg pada Rabu (19/2/2025), pemerintah Jepang mencermati potensi dampak yang timbul dari tarif yang lebih tinggi, yang menurut presiden mungkin akan diumumkan secara resmi pada tanggal 2 April.

Para ekonom memperkirakan dampaknya akan sangat besar mengingat mobil merupakan komponen terbesar ekspor Jepang, dengan Amerika Serikat sebagai pasar nomor satu.

“Kami telah mengangkat masalah ini dengan pemerintah AS, mengingat pentingnya industri otomotif Jepang. Kami pertama-tama akan hati-hati memeriksa rincian spesifik dari tindakan yang akan diambil dan dampaknya terhadap Jepang, dan kemudian merespons dengan tepat," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi dalam konferensi pers.

Pernyataan Hayashi muncul setelah Menteri Luar Negeri Takeshi Iwaya mengangkat masalah ini dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio pekan lalu, ketika Tokyo juga meminta pengecualian dari tarif timbal balik Trump. Negara Asia ini juga mencari pengecualian dari tarif barunya terhadap baja dan aluminium.

“Mengingat sepertiga ekspor ke AS adalah mobil, dampaknya terhadap perekonomian Jepang akan signifikan. Jika tarif 25% diberlakukan di semua negara, harga mobil di AS akan naik, dan jika permintaan pembelian tidak dapat mengimbangi, itu juga berarti permintaan ekspor Jepang akan turun," kata Harumi Taguchi, ekonom utama di S&P Global Market Intelligence.

Jepang belum mengungkapkan apakah ingin mencari pengecualian dari tarif otomotif karena Menteri Perdagangan Yoji Muto tidak memberikan tanggapan langsung ketika ditanya tentang hal tersebut. Perusahaan-perusahaan Jepang diperkirakan juga akan terkena tarif sebesar 25% pada sektor semikonduktor dan farmasi, meskipun rinciannya masih belum jelas.

Ekspor chip semikonduktor dan perangkat pembuat chip hanya menyumbang 3,7% dari total pengiriman Jepang ke AS pada tahun 2024. Barang-barang medis hanya menyumbang 1,9% dari total pengiriman. 

Sebagai cerminan kekhawatiran terhadap industri-industri utama Jepang, subkelompok dalam indeks acuan Topix yang mewakili mobil, obat-obatan dan mesin presisi semuanya berkinerja buruk di bawah indeks keseluruhan pada Rabu.

Dampak dari tarif akan jauh lebih besar bagi sektor otomotif Jepang dibandingkan dengan industri lainnya, karena sepertiga ekspor Jepang ke AS pada tahun lalu adalah mobil dan suku cadang. Ada kemungkinan besar bahwa mobil Jepang akan menjadi sasaran mengingat Jepang adalah salah satu eksportir mobil terbesar ke Amerika, menurut perkiraan para analis. 

Menurut Asosiasi Produsen Otomotif Jepang (JAMA), hal ini akan menjadi pukulan berat bagi banyak pekerja di Jepang. Pasalnya, perusahaan-perusahaan yang terkait dengan otomotif termasuk penyedia material mempekerjakan 5,58 juta orang di negara tersebut, atau 8,3% dari total angkatan kerja. 

Tahun lalu, ekspor mobil menyumbang 17% dari seluruh pengiriman keluar Jepang, dan lebih dari sepertiganya dikirim ke AS. Hal ini memainkan peran besar dalam menjaga surplus perdagangan Jepang dengan AS pada tingkat yang tinggi.

Data tersebut berisiko menimbulkan kemarahan Trump karena dia bermaksud menggunakan tarif untuk mengurangi defisit perdagangan AS dan menekan negara-negara lain untuk membangun pabrik di AS. 

Namun, menurut perkiraan JAMA, Jepang sudah memproduksi lebih banyak mobil di Amerika dibandingkan ekspornya. Pada tahun 2023, produsen mobil Jepang memproduksi 3,3 juta mobil di Amerika, dua kali lipat dari 1,5 juta mobil yang mereka ekspor ke negara tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper