Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas blak-blakan mengungkap penyebab kebakaran smelter. Hal itu dia ungkapkan sekaligus menjawab tudingan adanya unsur kesengajaan.
Adapun kebakaran smelter yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate atau KEK JIIPE, Manyar, Gresik, Jawa Timur itu terjadi pada Oktober 2024 lalu.
Insiden tersebut menyebabkan perusahaan belum bisa menyerap seluruh produksi konsentratnya untuk diolah dalam negeri. Oleh karena itu, PTFI mengajukan perpanjangan ekspor kepada pemerintah.
Tony menjelaskan penyebab kebakaran adalah adanya aliran oksigen yang berlebihan. Oksigen tersebut lalu mengalir ke satu panel listrik yang memang kebetulan terjadi kebocoran.
"Kemudian menimbulkan panas yang akhirnya panas itu menyambut dan akhirnya menjadi terbakar kemudian terjadi ledakan," jelas Tony dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (19/2/2025).
Dia mengklaim keterangan terkait penyebab kebakaran itu didapat dari hasil audit internal dan pihak adjuster asuransi. Selain itu, alasan tersebut juga sesuai dengan temuan Bareskrim Polri.
Baca Juga
Oleh karena itu, Tony mengaskan dalam insiden itu tidak ada unsur kesengajaan seperti yang ditudingkan berbagai pihak, termasuk beberapa anggota Komisi XII DPR RI.
"Jadi kalau mau [sengaja] dibakar, tidak ada di perusahaan kami atau di masyarakat Gresik atau siapapun yang punya kepentingan supaya itu terbakar. Karena tidak ada untungnya juga kalau itu terbakar," ucap Tony.
Di samping itu, Tony juga membantah tudingan sengaja membakar smelter agar mendapat perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga.
Dia menegaskan bahwa pihaknya ingin memperpanjang ekspor karena fasilitas smelter belum bisa beroperasi maksimal. Oleh karena itu konsentrat tembaga yang menumpuk di gudang tidak bisa diolah di dalam negeri.
Selain itu, pasar untuk di Indonesia juga masih minim. Tony juga mengaku lebih untung menjual konsentrat ke dalam negeri karena harganya yang sama dengan ekspor.
"Jadi dengan kata lain, modusnya atau motifnya untuk kemudian kami bakar sendiri [smelter] supaya kami boleh ekspor, tidak ada untungnya kami ekspor. Kalau di dalam negeri ada smelternya lebih bagus diproses di dalam negeri. Lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik bagi bangsa ini," jelas Tony.