Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat Ramal Efek Perang Dagang AS-China Jilid II ke RI Bakal Minim

Senior Currency Analyst MUFG, Lloyd Chan menilai efek perang AS-China jilid II bakal minim ke Indonesia. Ini alasannya!
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat (AS). / Reuters-Dado Ruvic-illustration
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat (AS). / Reuters-Dado Ruvic-illustration

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dinilai tidak akan merasakan dampak signifikan dari eskalasi perang dagang global antara  AS vs China Jilid II seiring dengan perekonomiannya yang lebih berbasis pada konsumsi domestik.

Senior Currency Analyst MUFG, Lloyd Chan menjelaskan hingga saat ini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump belum mengeluarkan kebijakan tarif yang menyasar indonesia secara khusus.

Menurutnya, AS telah mengumumkan tarif sebesar 10% untuk China, 25% untuk impor baja dan alumunium, serta tarif untuk Meksiko dan China yang ditunda pemberlakuannya.

"Dalam hal ini, saya pikir Indonesia tidak akan terlalu terpengaruh oleh gesekan perdagangan global," jelas Chan dalam Media Briefing MUFG: Asian FXs in 2025 - Challenges and Opportunities di Jakarta pada Selasa (18/2/2025).

Chan menjelaskan salah satu alasan utama Indonesia tidak akan begitu terdampak dari eskalasi perang dagang adalah eksposur perdagangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cenderung lebih rendah.

Menurutnya, total eksposur perdagangan Indonesia terhadap PDB adalah sekitar 35%, atau sekitar sepertiga dari total perekonomian. Hal ini berbeda dengan negara-negara lain seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand yang total eksposur perdagangannya terhadap PDB jauh lebih besar. 

Chan mencatat eksposur perdagangan salah satu negara tetangga Indonesia, Singapura, terhadap PDB-nya bahkan mencapai 179%

"Pada akhirnya, Indonesia adalah perekonomian yang berorientasi domestik yang didorong oleh konsumen. Meskipun akan terjadi gesekan dagang, dampaknya terhadap Indonesia akan lebih minimal," jelasnya.

Di sisi lain, dia menyebutkan bahwa Indonesia telah meningkatkan eksposurnya terhadap pasar China selama beberapa tahun terakhir. Saat ini, sekitar 24% dari total ekspor Indonesia dikirim ke China. 

Porsi tersebut meningkat 10% dibandingkan dengan eksposurnya pada masa jabatan pertama Trump sebagai Presiden AS 2017 silam. 

Oleh karena itu, Chan melihat pemasok yang melayani pasar China akan menjadi salah satu pihak yang merasakan dampak eskalasi perang dagang China-AS ini. Dampak tersebut juga akan terlihat pada perekonomian Indonesia secara umum.

"Untuk dampak ini, secara sektoral perhatian utama yang kami lihat adalah pada ekspor komoditas," ujar Chan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper