Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IBC Berubah Status Jadi Holding Investasi Bahan Baku Baterai

Kementerian BUMN memutuskan Indonesia Battery Corporation (IBC) berubah menjadi New Energy Materials Investment Holding.
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin (17/2/2025)./YouTube Komisi XII DPR RI
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin (17/2/2025)./YouTube Komisi XII DPR RI

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadikan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) sebagai New Energy Materials Investment Holding.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama IBC Toto Nugroho dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin (17/2/2025). Dia menyebut, IBC akan menjadi holding investasi untuk hilirisasi sumber daya mineral untuk bahan baku baterai.

"Kementerian BUMN sudah memutuskan bahwa kami akan menjadi investment holding untuk mengembangkan, melanjutkan hilirisasi sumber daya mineral menjadi bahan baku baterai," ucap Toto.

IBC merupakan perusahaan patungan BUMN yang bergerak di ekosistem battery electric vehicle (BEV) dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV). 

Saham IBC dipegang oleh PT Antam Tbk. (Persero), PT Inalum, PT Pertamina New & Renewable Energy, dan PT PLN (Persero) masing-masing sebesar 25%.

Toto menuturkan, perubahan IBC dari sebelumnya project development company menjadi investment holding telah disetujui melalui penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham (PPS) terbaru.

Menurutnya, perubahan posisi IBC tersebut bertujuan agar perusahaan mendapat nilai tambah optimal dari seluruh aset bahan baku baterai. Ini terutama yang ada di MIND ID.

Sementara itu, dalam bahan paparan yang ditampilkan, saat ini terdapat dua subholding di bawah IBC. 

Pertama, Battery Material Sub-Holding yang membawahi beberapa perusahaan joint venture (JV), yakni mining, smelting-refinery, precursor-cathode, dan recycling.

Kedua, IBC Downstream "OpCo" Sub-Holding. Holding ini membawahi perusahaan GESITS, battery cell-to-pack, battery as a service (BaaS) seperti fasilitas swap battery, dan perusahaan hilir baterai listrik yang potensial lainnya.

"Sehingga kalau dari masing-masing ini kalau kita tarik dari sisi proses ataupun hilirisasi yang bisa dilakukan, itu banyak sekali yang akan menjadi bahan-bahan yang kita sebutnya tadi New Energy Materials Holding," tutup Toto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper