Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi CATL di Pabrik Baterai RI Cuma Rp6 Triliun, Bukan Rp19 Triliun

Nilai investasi CATL pada proyek baterai RI yang disetujui oleh pemerintah China tak ada separuh dari kesepakatan awal.
Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho menyampaikan pandangannya saat Diskusi Panel sesi II Indonesia-Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024)./Media Center IAF II-HLF MSP
Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho menyampaikan pandangannya saat Diskusi Panel sesi II Indonesia-Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024)./Media Center IAF II-HLF MSP

Bisnis.com, JAKARTA - PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) mengungkapkan nilai investasi Contemporary Amperex Technology Co Ltd. (CATL) pada proyek baterai RI yang disetujui oleh pemerintah China tak ada separuh dari kesepakatan awal. 

IBC dengan CATL melalui anak usahanya, CBL International Development Pte Ltd, telah membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) manufaktur sel baterai bernama PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (PT CATIB).

Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan, pada perjanjian awal CATL berkomitmen untuk berinvestasi membangun kapasitas produksi pabrik tersebut sebesar 15 gigawatt hour (GWh) per tahun.

Adapun, nilai investasi awal itu mencapai sekitar US$1,18 miliar atau setara Rp19,13 triliun (asumsi kurs Rp16.213 per dolar AS). Namun, dalam penanaman modal langsung luar negeri (ODI) terbaru yang disetujui pemerintah China, nilai investasi itu turun lebih dari setengahnya.

"Dari ODI approval yang kami peroleh dari mereka [CATL] saat ini baru setengahnya. Jadi sekitar 6,9 GW atau US$417 juta [setara Rp6,75 triliun]," kata Toto dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR, Senin (17/2/2025).

Oleh karena itu, Toto mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan negosiasi dengan CATL. Negosiasi dilakukan untuk mencari solusi terkait perbedaan jumlah investasi tersebut.

Selain itu, Toto juga mengatakan, kesepakatan investasi dengan CATL itu sejatinya harus sudah rampung pada 28 Februari 2025 mendatang. Namun, hingga saat ini, pihaknya masih menunggu dokumen-dokumen yang harus dilengkapi CATL.

"Supaya kita mendapatkan kepastian terhadap investasi dan juga salah satu hal yang kami minta adalah kepastian off-take agreement dari mereka," imbuh Toto.

Pembentukan perusahaan patungan manufaktur sel baterai antara IBC dengan CATL telah dilakukan pada Oktober 2024 lalu.
CATL merupakan perusahaan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar di dunia asal China.

Adapun, kerja sama ini merupakan upaya strategis IBC dalam mendorong program hilirisasi nikel dan pengembangan industri baterai terintegrasi, serta dalam rangka mengembangkan rantai pasok baterai EV dari hulu hingga ke hilir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper