Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Hotel Terancam Rugi Rp24,5 Triliun Imbas Efisiensi Anggaran

Industri perhotelan nasional berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp24,5 triliun imbas kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi BS Sukamdani memberikan pemaparan pada Musyawarah Nasional XVII PHRI Tahun 2025 di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2025)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi BS Sukamdani memberikan pemaparan pada Musyawarah Nasional XVII PHRI Tahun 2025 di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2025)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Industri perhotelan nasional berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp24,5 triliun imbas kebijakan efisiensi belanja pemerintah untuk tahun anggaran 2025.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyampaikan, rata-rata pangsa pasar pemerintah untuk hotel bintang 3 hingga bintang 5 sekitar 40%. Dengan adanya kebijakan efisiensi, maka industri perhotelan diramal kehilangan pendapatan sekitar Rp24,5 triliun.

“Itu kami sudah hitung kurang lebihnya potensi hilangnya itu adalah Rp24,5 triliun untuk seluruhnya, bintang 3, 4, 5, ya,” kata Hariyadi dalam konferensi pers Musyawarah Nasional (Munas) XVIII PHRI Tahun 2025, Selasa (11/2/2025).

Hariyadi yang juga merupakan Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (Gipi) itu mengungkapkan, dampak kebijakan pemangkasan anggaran pemerintah terhadap industri perhotelan sudah mulai terasa.

Hingga saat ini, Hariyadi menyebut bahwa tidak ada pemesanan yang masuk dari kalangan pemerintah, baik untuk meeting maupun kegiatan lainnya.

“Order-nya pun belum ada sampai hari ini karena memang semuanya sudah ditahan untuk tidak ada pergerakan yang terkait dengan meeting, perjalanan dinas, dan juga kegiatan-kegiatan sosialisasi,” ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani Mustafa mengungkap bahwa pemangkasan anggaran terjadi di sejumlah kementerian/lembaga termasuk Kemenpar.

“Ibu Menteri [Widiyanti Putri Wardhana] memang sedang mencoba meyakinkan bagaimana dampaknya pemotongan anggaran ini terhadap di industri,” ungkap Kiki dalam diskusi panel.

Menteri Pariwisata (Menpar), lanjut dia, juga tengah membuat program yang dapat memberikan keyakinan bahwa sektor pariwisata memberikan dampak besar terhadap lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Kemenpar turut meminta dukungan informasi dan data dari asosiasi pariwisata mengenai kerugian yang dialami imbas adanya kebijakan efisiensi anggaran.

“Mudah-mudahan perjuangan kita bersama semua, kami minta dukungan dari industri juga untuk bisa memperlihatkan bagaimana kontribusi pariwisata dalam perekonomian,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper