Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan alasan pemerintah melakukan perombakan direksi Perum Bulog, termasuk posisi Direktur Utama.
Sudaryono yang juga merupakan Kepala Dewan Pengawas Perum Bulog itu menyampaikan, perombakan dilakukan untuk kebutuhan organisasi semata.
Dirinya mengaku, tidak ada alasan khusus bagi pemerintah melakukan perombakan di tubuh BUMN Pangan itu.
“Jadi ini kebutuhan organisasi saja sih, nggak ada yang spesial sebetulnya,” kata Sudaryono kepada awak media di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Minggu (9/2/2025).
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Jumat (7/2/2025), resmi mengangkat Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Perum Bulog, menggantikan Wahyu Suparyono.
Pergantian direksi ini tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN No: SK-30/MBU/02/2025 tanggal 7 Februari 2025. Dengan adanya keputusan tersebut, Wahyu Suparyono tak lagi menjabat sebagai Direktur Utama.
Baca Juga
“Selama masa tugasnya, keduanya telah memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan Perum Bulog,” tulis Perum Bulog dalam keterangan resminya, Minggu (9/2/2025).
Wahyu Suparyono sendiri baru mulai menjabat sebagai Dirut Bulog pada September 2024. Kala itu dia menggantikan Bayu Krisnamurthi yang memimpin Perum Bulog selama 10 bulan sejak Desember 2023.
Profil Novi Helmy Prasetya
Sebelum menjabat sebagai Bos Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya selaku merupakan Asisten Teritorial Panglima TNI sejak Februari 2024 hingga saat ini.
Pria kelahiran 10 November 1971 di Bangkalan, Jawa Timur itu merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) dari Satuan Infanteri atau Kopassus.
Novi diketahui menduduki sejumlah posisi strategis selama menjabat sebagai tentara. Diantaranya, Kasiops Paspampres Grup A pada 2003, Wadan Grup B Paspampres di 2013, dan menempati posisi Danrem 061/Surya Kencana pada 2019-2020.
Selain itu, Novi juga sempat menjabat sebagai Aspers Kaskogabwilhan III, Kaskogartap I/Jakarta, Mayor Jenderal Pangdivif 3/Kostrad, dan Pangdam Iskandar Muda.
Jenderal bintang dua ini juga melakukan sejumlah operasi militer. Diantaranya operasi Timor Timur 1996, operasi Tribuana tahun 1999 kemudian penugasan luar negeri melaksanakan Pengamanan VVIP RI 1 di Rusia tahun 2013, Inggris 2004, dan Jerman 2015.