Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) buka suara terkait adanya temuan mafia minyak goreng rakyat (MGR) Minyakita yang sengaja menahan jalur distribusi sehingga berujung melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp15.700 per liter.
Menko Zulhas yang juga merupakan eks Menteri Perdagangan (Mendag) 2022–2024 itu memberikan peringatan keras kepada oknum yang sengaja menahan penjualan Minyakita ke konsumen. Dia menjelaskan bahwa sudah ada Satuan Tugas (Satgas) Pangan yang akan menindak tegas kasus seperti ini.
Bukan hanya soal minyak goreng, Zulhas menegaskan peringatan ini juga berlaku untuk semua bahan pokok seperti cabai, gula, hingga gas LPG.
Di samping itu, Zulhas mengaku terus melakukan pengecekan secara langsung di beberapa wilayah untuk mengecek ketersediaan bahan pokok mengingat dalam waktu dekat akan memasuki bulan Ramadan.
“Yang agak riskan kadang-kadang minyak goreng, gas, itu kan menyangkut hajat hidup orang banyak, memang harus kita perhatikan betul-betul. Karena itu, jangan sampai ada yang main-main soal gas, soal minyak goreng, cabai, gula apalagi menjelang puasa dan lebaran,” kata Zulhas saat ditemui seusai meninjau di Pasar Klender SS, Jakarta Timur, Rabu (5/2/2025).
Pada kesempatan yang sama, Mendag Budi Santoso mengatakan bahwa pihaknya sudah menemukan bukti adanya oknum distributor yang sengaja menahan Minyakita.
Baca Juga
“Kemarin kan ada yang di Tangerang, sudah kita ekspos, itu menjadi perhatian kita. Jangan sampai ada distributor yang seperti itu lagi. Nah sekarang sudah kita tertibkan. Sekarang kan sudah mulai bagus, harganya tadi Rp15.700 per liter,” ungkap Budi.
Dia juga menyatakan bahwa ada satu orang yang sudah teridentifikasi sebagai pelaku dalam kasus ini, yakni pemilik langsung (owner).
Adapun, Mendag Budi menegaskan bahwa Kemendag akan menyita barang bukti untuk diproses di Bareskrim. Serta, mencabut izin usaha distributor Minyakita.
“Ya kan nanti itu disita. Kalau memang melanggar, sudah proses di bareskrim. Nanti diproses ya, izinnya kan bisa dicabut,” ungkapnya.
Mafia Minyakita Terbongkar
Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Perdagangan Tommy Andana membongkar adanya beberapa oknum produsen hingga distributor yang menahan produksi Minyakita untuk tidak segera diedarkan di pasar.
Tommy mengatakan oknum atau mafia tersebut sengaja menahan jalur distribusi Minyakita agar mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Hal itu terungkap berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan Kemendag melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN).
“Ada beberapa kejadian, ternyata banyak misalnya produsen ataupun D1 atau D2 yang menahan produksi Minyakita untuk tidak segera diedarkan di pasar, dengan motif-motif dia ingin mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya,” kata Tommy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 di YouTube Kemendagri, Selasa (4/2/2025).
Tommy mengeklaim selama Kemendag bersama dengan Satgas Pangan Mabes Polri maupun Satgas Pangan di beberapa daerah melakukan pemantauan langsung di pasar ada indikasi oknum yang menahan jalur distribusi Minyakita.
“Kalau kita temukan, kita langsung tindak dan kita langsung sampaikan untuk disebarkan atau diedarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” tuturnya.
Di sisi lain, Tommy mengungkap realisasi DMO Desember 2024 telah mencapai 213.988 ton atau 125% di atas kebutuhan minyak goreng kemasan sederhana dan curah hanya 170.000 ton per bulan.
Adapun, realisasi DMO Januari 2025 sudah mencapai 130.903 ton yang seluruhnya dalam bentuk Minyakita.
Di samping itu, dia menyamapikan bahwa tren realisasi DMO meningkat sejak September—Desember 2024 seiring pasar ekspor CPO yang positif. Perlu diketahui, terhitung mulai 12 November 2024, DMO seluruhnya berbentuk Minyakita, atau tidak ada lagi DMO bentuk curah dan CPO.
“Artinya bahwa kalo dilihat dari data Januari, masih dalam tren realisasi yang cukup positif. Nah idealnya ketersediaan minyak kita di pasaran itu ada, bisa terjamin dan harganya di bawah HET, karena ini konsekuensi daripada realisasi DMO-nya,” pungkasnya.