Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan total nilai ekspor Indonesia mencapai US$264,70 milliar atau sekitar Rp4.335 triliun (asumsi kurs Rp16.380 per dolar AS) sepanjang 2024. Nilainya naik 2,29% dibandingkan 2023.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memaparkan nilai ekspor nonmigas mencapai US$248,83 miliar atau naik 2,46% dibanding 2023. Adapun, kenaikan ekspor nonmigas secara tahunan terjadi pada sektor pertanian dan industri. Sementara itu, ekspor sektor pertambangan menurun.
“Sektor dengan peningkatan ekspor paling signifikan dibanding tahun sebelumnya terjadi pada sektor pertanian sebesar 29,81%, diikuti industri 5,33%. Sedangkan, ekspor sektor pertambangan turun 10,2%,” kata Budi dalam keterangan tertulis, dikutip pada Sabtu (18/1/2025).
Beberapa produk utama ekspor nonmigas dengan kenaikan tertinggi pada tahun di antaranya kakao dan olahannya (HS 18) sebesar 118,63%, barang dari besi dan baja (HS 73) 101,10%, aluminium dan barang daripadanya (HS 76) 70,07%.
Kemudian, kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) 67,27%. Serta, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) 51,11% (CtC).
Dari sana, Budi menyampaikan bahwa China, Amerika Serikat (AS), dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada 2024 dengan nilai mencapai US$106,86 miliar. Ketiga negara ini berkontribusi sebesar 42,94% dari total ekspor nonmigas nasional.
Baca Juga
Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara pada 2024 dengan peningkatan terbesar antara lain, ke Australia sebesar 60,58%, Rusia 44,04%, Brasil 34,84%, Turki 25,97%, dan Vietnam 25,04%.
Lebih lanjut, dia mengungkap bahwa kawasan tujuan ekspor nonmigas yang meningkat signifikan terdiri dari Eropa Timur dengan 113,92%, Australia 60,58%, dan AS 20,37%.
Untuk periode Desember tahun lalu, total ekspor Indonesia mencapai US$23,46 miliar, atau turun 2,24% dibanding ekspor November 2023. Namun, nilai ini naik 4,78% dibanding Desember 2023.
Nilai ekspor nonmigas Desember 2024 tercatat sebesar US$21,92 miliar dan migas US$1,54 miliar. Di mana, terjadi peningkatan nilai ekspor nonmigas Desember 2024 sebesar 4,83% jika dibandingkan dengan Desember 2023.
Secara keseluruhan, Mendag Budi menuturkan bahwa Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$31,04 miliar pada 2024. Surplus tersebut dihasilkan dari surplus nonmigas sebesar US$51,44 miliar dan defisit migas sebesar US$20,4 miliar. Artinya, surplus tahunan ini melanjutkan tren surplus untuk lima tahun berturut-turut sejak 2020.
“Surplus ini telah mencapai target surplus neraca perdagangan untuk 2024, yaitu US$30,30 miliar—US$38,80 miliar. Surplus tahun ini melanjutkan tren surplus tahunan selama lima tahun terakhir sejak 2020,” pungkasnya.