Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Dunia Usaha Kuartal IV/2024 Melambat, Tertekan Pertanian dan Perkebunan

Kinerja kegiatan dunia usaha melambat menjadi 12,46% pada kuartal IV/2024. Jasa keuangan menjadi sektor dengan saldo bersih tertimbang (SBT) tertinggi.
Petani kopi Langit Bali melihat biji kopi di Kintamani, Bali. / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Petani kopi Langit Bali melihat biji kopi di Kintamani, Bali. / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia melaporkan kinerja kegiatan dunia usaha tetap terjaga pada kuartal IV/2024, meski tercatat melambat khususnya pada lapangan usaha pertanian dan perkebunan.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampikan terjaganya dunia usaha secara umum tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang tetap positif sebesar 12,46%.

Angka tersebut terpantau lebih rendah dari periode kuartal III/2024 yang mencapai 14,4%.

"Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha [SKDU] mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha tetap terjaga pada kuartal IV/2024," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (17/1/2025).

Denny menjelaskan kinerja mayoritas Lapangan Usaha (LU) tercatat positif dengan SBT tertinggi yaitu Jasa Keuangan dengan SBT sebesar 1,95%, diikuti LU Informasi dan Komunikasi dengan SBT sebesar 1,34%, serta LU Transportasi dan Pergudangan SBT 1,25%.

Kinerja tersebut sejalan dengan peningkatan aktivitas saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru sehingga menjaga permintaan domestik.

Sementara itu, LU Pertanian, Kehutanan, Perikanan mencatat SBT -0,77% yang diindikasikan turun cukup dalam dan menahan pertumbuhan kinerja dunia usaha.

Denny menjelaskan bahwa masuknya musim tanam pada Tanaman Pangan dan adanya peningkatan curah hujan sehingga menurunkan kinerja usaha Hortikultura (SBT -0,15%) dan Perkebunan (SBT -0,2%).

Adapaun sejalan dengan melambatnya kinerja kegiatan dunia usaha, kapasitas produksi terpakai pada kuartal IV/2024 juga turun ke level 72,91% dari posisi 73,13% pada kuartal sebelumnya.

Kapasitas produksi terpakai diindikasi melambat pada mayoritas LU yaitu LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (70,28%), LU Pertambangan dan Penggalian (67,03%), dan LU Industri Pengolahan (70,57%) dan LU Pengadaan Listrik (81,84%).

Sementara itu, LU Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang (74,84%) menjadi satu-satunya LU dengan kapasitas produksi yang meningkat sejalan dengan peningkatan kegiatan usahanya.

Berbeda dengan kondisi keuangan dunia usaha secara umum lebih baik, khususnya pada aspek likuiditas dan rentabilitas, dengan akses kredit yang tetap mudah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper