Di Jepang, imbal hasil 40 tahun naik ke level tertinggi sejak debutnya pada 2007 di tengah aksi jual utang global dan ekspektasi bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga kebijakan di masa mendatang. Ekuitas di negara itu turun setelah pasar dibuka kembali setelah liburan.
Sementara itu, regulator sekuritas utama China mengatakan akan berupaya membangun mekanisme untuk menstabilkan pasar dan berjanji untuk menahan ekspektasi pada 2025 setelah awal tahun baru yang mengecewakan.
Pejabat China juga tengah mengevaluasi opsi potensial yang melibatkan Elon Musk untuk mengakuisisi operasi TikTok di AS jika perusahaan tersebut gagal menangkis pemblokiran yang akan dimulai pada 19 Januari 2025 mendatang.
Adapun, inflasi AS kemungkinan hanya sedikit menurun pada penutupan 2024 seiring dengan tangguhnya kondisi pasar kerja yang tangguh dan ekonomi yang kokoh. Hal ini mendukung pendekatan Fed yang lambat untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Investor telah menjual saham karena kekhawatiran tumbuh bahwa tekanan harga tetap membandel.
Indeks harga konsumen tidak termasuk makanan dan energi terlihat naik 0,2% pada Desember setelah empat bulan berturut-turut naik 0,3%, menurut proyeksi median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom.
Inflasi inti, gambaran yang lebih baik dari inflasi yang mendasarinya, diperkirakan naik 3,3% dari tahun sebelumnya — sesuai dengan pembacaan dari tiga bulan sebelumnya.
Laporan inflasi pada Rabu (15/1/2025) besok akan diikuti oleh angka penjualan ritel Desember, yang diharapkan akan mengonfirmasi pengeluaran yang kuat selama musim liburan.
"Meskipun data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan minggu ini tidak akan mendorong Fed untuk memangkas suku bunga lagi bulan ini, hal itu dapat membantu meredakan sebagian momentum penurunan, seperti juga awal yang solid untuk musim pendapatan," ujar Chris Larkin di E*Trade dari Morgan Stanley.