Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Trump Menjabat, Ekspor China Melesat Tembus Rekor Tertinggi

Ekspor China mencapai rekor tertinggi karena perusahaan menjual barang untuk mengimbangi turunnya permintaan dalam negeri dan menjelang kembalinya Donald Trump,
Para pekerja melihat kapal kargo yang mendekati terminal di pelabuhan Qingdao di provinsi Shandong, China, 8 November 2018./Reuters
Para pekerja melihat kapal kargo yang mendekati terminal di pelabuhan Qingdao di provinsi Shandong, China, 8 November 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor China mencapai rekor tertinggi karena perusahaan-perusahaan bergegas mengeluarkan barang untuk mengimbangi permintaan yang lesu di dalam negeri dan menjelang kembalinya Presiden terpilih AS Donald Trump ke Gedung Putih. 

Data dari Bea Cukai China yang dikutip dari Bloomberg  pada Senin (13/1/2025) mencatat, ekspor naik 10,7% menjadi US$336 miliar pada Desember 2024, Hal itu mendorong pengiriman untuk keseluruhan tahun lalu ke rekor tertinggi US$3,6 triliun. 

Sementara itu, impor naik 1% bulan lalu, meninggalkan surplus perdagangan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebesar US$992 miliar untuk tahun 2024.

Nilai pengiriman naik hampir setiap bulan tahun lalu, mendorongnya melampaui titik tertinggi tahun 2022 selama pandemi. Permintaan yang kuat dari luar negeri telah membantu memberikan pertumbuhan bagi ekonomi domestik yang telah berjuang karena krisis perumahan yang berkelanjutan dan konsumsi yang lemah.

Namun, ini mungkin salah satu titik tertinggi terakhir untuk perdagangan China, setidaknya secara langsung dengan AS. Hal tersebut seiring dengan janji Trump berjanji untuk mengenakan tarif yang lebih tinggi pada barang-barang China saat dia menjabat minggu depan. 

Pungutan yang bersifat menghukum dapat mendorong perusahaan-perusahaan China untuk mengalihkan ekspor mereka, membanjiri pasar lain dengan barang-barang murah dan memperlebar ketegangan perdagangan.

Harga ekspor telah turun selama lebih dari setahun karena deflasi di dalam negeri China memburuk dan menekan biaya barang. Hasilnya adalah pertumbuhan volume perdagangan Tiongkok telah melampaui nilai, dengan total volume ekspor naik 7,3% hingga November menurut Kementerian Transportasi, lebih cepat dari kenaikan nilai sebesar 5,4%.

Hal itu dapat dilihat di pelabuhan Shanghai, yang tahun lalu menjadi pelabuhan pertama di dunia yang menangani lebih dari 50 juta peti kemas berukuran 20 kaki. Pelabuhan tersebut memproses 51,5 juta kotak tahun lalu, hampir 5% lebih banyak dari tahun 2023 dan 19% lebih banyak dari tahun 2019, setahun sebelum pandemi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper