Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risalah Rapat FOMC: The Fed Bakal Lebih Hati-Hati sebelum Pangkas Suku Bunga

Risalah rapat FOMC menunjukkan sebagian besar pejabat The Fed menekankan perlunya kehati-hatian dalam menentukan kebijakan moneter mendatang.
Logo US Federal Reserve Board of Governors di Gedung Federal Reserve (The Fed), Washington DC, Amerika Serikat. / Bloomberg-Graeme Sloan
Logo US Federal Reserve Board of Governors di Gedung Federal Reserve (The Fed), Washington DC, Amerika Serikat. / Bloomberg-Graeme Sloan

Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat bank sentral Amerika Seriakt Federal Reserve pada Desember lalu mengadopsi pendekatan baru dalam merespons risiko inflasi yang meningkat, dengan memutuskan untuk memperlambat laju pemangkasan suku bunga.

“Komite berada di titik yang tepat untuk memperlambat pelonggaran kebijakan,” ungkap risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 17-18 Desember, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (9/1/2025).

Menurut risalah tersebut, banyak anggota komite menekankan perlunya kehati-hatian dalam menentukan kebijakan moneter selama kuartal mendatang.

Risalah FOM mencatat inflasi yang tinggi, belanja konsumen yang kuat, dan prospek pasar tenaga kerja yang tetap stabil sebagai alasan pendekatan tersebut. Pada pertemuan terakhir tahun 2024 tersebut, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%–4,5%.

Sementara itu, pejabat The Fed memperbarui proyeksi pertumbuhan ekonomi dengan mempertimbangkan kebijakan pemerintahan Trump mendatang, termasuk tarif, imigrasi, dan reformasi pajak, yang diperkirakan dapat memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Meski prospek pasar tenaga kerja tetap kokoh, para pejabat Fed menekankan pentingnya memantau indikator tenaga kerja dengan lebih cermat.

Risalah juga mencatat bahwa mayoritas peserta mendukung keputusan pemangkasan yang hati-hati, dengan beberapa pejabat menilai lebih baik mempertahankan suku bunga pada level saat ini.

Ketidakpastian terkait kebijakan baru dan risiko inflasi membuat pendekatan ini menjadi lebih relevan.

Para pejabat menegaskan bahwa langkah selanjutnya akan didasarkan pada bukti kuat mengenai meredanya tekanan harga, dengan memperhatikan perkembangan pasar tenaga kerja dan inflasi secara lebih mendalam.

Laju pemangkasan suku bunga yang cepat sejak September telah memicu perbedaan pendapat dalam dua pertemuan FOMC terakhir, yang menjadi fenomena langka di bawah pimpinan Jerome Powell.

Powell menyatakan bahwa keputusan pemangkasan Desember lebih sulit dibandingkan pengurangan sebelumnya.

”Sebagian pejabat menilai lebih baik mempertahankan suku bunga, sementara mayoritas sepakat bahwa kebijakan perlu dipertimbangkan dengan sangat hati-hati,” demikian kutip risalah FOMC.

Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menjadi salah satu yang menentang keputusan pemangkasan, bersama tiga pejabat lainnya.

Proyeksi terbaru setelah pertemuan Desember memperkirakan dua pemangkasan suku bunga pada 2025, turun dari empat yang diperkirakan pada September. Hal ini mencerminkan kekhawatiran komite terhadap meningkatnya risiko inflasi.

Inflasi yang menjadi preferensi The Fed, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), tercatat naik 2,4% per November 2024. Sementara inflasi PCE inti yang mengecualikan makanan dan energi mencapai 2,8%.

Para pejabat Fed menegaskan bahwa langkah selanjutnya akan bergantung pada bukti yang lebih kuat terkait perlambatan inflasi.

Gubernur The Fed Lisa Cook. Mengatakan sejak September, pasar tenaga kerja menunjukkan ketahanan lebih baik, sementara inflasi lebih kuat dari yang saya perkirakan sebelumnya.

“Dengan kondisi ini, kita dapat lebih berhati-hati dalam melanjutkan pemangkasan,” ujarnya.

Pejabat Fed juga menghadapi ketidakpastian tambahan dari kebijakan baru pemerintahan Trump, yang dapat mengguncang proyeksi mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper