Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News: Kontraksi Perdagangan, Ancaman Fraud hingga Kongsi Aguan

Selain kontraksi perdagangan, terdapat pula sederet laporan komprehensif lainnya termasuk insentif pemerintah menjelang pengenaan PPN 12%. Berikut selengkapnya.
Suasana bongkar muat kontainer dari kapal di pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Tanjung Priok, Jakarta. / Bisnis-Himawan L Nugraha
Suasana bongkar muat kontainer dari kapal di pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Tanjung Priok, Jakarta. / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA — Kinerja ekspor impor Indonesia kompak mengalami kontraksi pada November 2024. Sejumlah faktor menjadi penentu sejumlah penyebab kinerja perdagangan Indonesia melesu menjelang akhir tahun. 

Penyebab kontraksi perdagangan tersebut menjadi salah satu berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Selasa (17/12/2024). Selain itu, terdapat pula sederet laporan komprehensif lainnya termasuk insentif pemerintah menjelang pengenaan PPN 12%. Berikut selengkapnya.

1.      Faktor Penyebab Ekspor Impor Indonesia Lesu Menjelang Akhir Tahun

Badan Pusat Statistik mencatat ekspor Indonesia turun 1,7% secara bulanan dari posisi Oktober 2024 dengan ekspor US$24,42 miliar. Sedangkan nilai impor November 2024 sebesar US$19,59 miliar turun 10,71% secara bulanan dari posisi Oktober 2024 senilai US$21,94 miliar.

Meski telah mempertahankan surplus dalam 55 bulan terakhir, kinerja ekspor impor Indonesia kompak surut bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Ekspor Indonesia turun 1,7% secara bulanan dari posisi Oktober 2024 dengan ekspor US$24,42 miliar. Sedangkan nilai impor November 2024 sebesar US$19,59 miliar turun 10,71% secara bulanan dari posisi Oktober 2024 senilai US$21,94 miliar.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa penurunan kinerja baik ekspor maupun impor disebabkan oleh melemahnya permintaan dari sejumlah negara tradisional seperti Korea Selatan, Jerman, India. Kinerja ekspor CPO hingga batu bara juga dipandang tidak begitu menggembirakan. 

Kondisi perdagangan global juga akan semakin tidak menentu setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Belum juga dilantik, Trump telah mengumumkan rencana pengenaan tarif berbagai jenis barang untuk negara yang menyumbang defisit. 

2.      Angin Segar Insentif Bebas Pajak Properti di Tengah Kenaikan Tarif PPN

Pemerintah bakal menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% pada 1 Januari 2025. Untuk menggerakkan sektor properti, pemerintah memberikan kembali insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian properti residensial primer di tahun depan. 

Menteri Koordinator Bidnag Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan perpanjangan insentif PPN DTP sektor properti ke dalam paket stimulus kebijakan ekonomi yang diberikan pemerintah. Hal ini seiring kenaikan tarif PPN menjadi 12% pada 2025. 

“Bagi kelas menengah, itu pemerintah melanjutkan kembali PPN ditanggung pemerintah untuk properti sampai dengan Rp5 miliar,” ujarnya, Senin (16/12/2024). 

Adapun insentif tersebut akan diberikan dengan dasar pengenaan PPN DTP sebesar Rp2 miliar, sedangkan pajak Rp3 miliar dibayarkan. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan pembelian rumah dengan harga jual sampai dengan Rp5 miliar atas Rp2 miliar pertama dengan skema diskon sebesar 100% untuk bulan Januari hingga Juni 2025. Sementara itu, diskon sebesar 50% untuk bulan Juli hingga Desember 2025. 

3.      Anggota Baru Kongsi Aguan dan Salim di Bursa

Bursa Efek Indonesia bakal kedatangan anggota baru dari kongsi konglomerat Aguan dan Anthony Salim, yakni PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK), anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI). Perusahaan menargetkan penggalangan dana hingga Rp2,3 triliun.

CBDK bakal menggelar penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) dalam waktu dekat. Bangun Kosambi Sukses merupakan anak usaha PANI yang juga perusahaan kongsi Agung Sedayu, milik konglomerat Aguan dan Anthony Salim, IPO pada 2018.

PANI saat ini tercatat memiliki 51% saham Bangun Kosambi. Kemudian, Agung Sedayu menggenggam 24,5% dan Tunas Mekar Jaya 24,5%.

PT Tunas Mekar Jaya dimiliki oleh Hindarto Budiono dengan porsi 96% dan Harris Then sebesar 0,0005%. Hindarto Budiono adalah salah satu pengendali PANI.

Sementara itu, nama Grup Salim muncul di PANI pada 2022 ketika perusahaan properti ini melakukan rights issue senilai Rp6,56 triliun. Grup Salim melalui Multi Artha Pratama yang juga dimiliki Agung Sedayu, sebagai pembeli siaga, mengeluarkan modal sekitar Rp5,79 triliun. Dengan begitu, persentase kepemilikan Multi Artha Pratama di PANI meningkat menjadi 88%.

Dalam IPO, Bangun Kosambi Sukses akan menawarkan hingga 566,89 juta saham atau setara 10% saham kepada publik. Harga penawaran awal (bookbuilding) dibuka di rentang Rp3.000 hingga Rp4.060 per saham.

4.      Berbenah Pinjol Hadapi Ancaman Fraud

Penguatan sistem mitigasi risiko fraud bagi industri fintech peer-to-peer (P2P) lending nampaknya perlu perhatian khusus mengingat sejumlah kasus yang menimpa sejumlah platform.

Teranyar, platform pinjaman daring anak usaha KoinWorks, Koin P2P menjadi perhatian serius, terkait dengan pengawasan dan regulasi. Kasus itu melibatkan dugaan penipuan yang menyebabkan kerugian sekitar Rp365 miliar. Juga belum selesai terkait dengan kasus platform Investree.

Untuk itu, sejumlah platform membutuhkan siasat melakukan mitigasi risiko fraud yang lebih kuat. Dalam hal ini, P2P lending PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) memperkuat sistem mitigasi risiko fraud melalui pemanfaatan teknologi canggih seperti machine learning dan big data.

Brand Manager AdaKami, Jonathan Kriss, mengatakan teknologi ini telah menjadi bagian integral dalam operasional perusahaan sejak pendirian. Dalam konteks melayani segmen underserved dan unbanked, Jonathan menjelaskan bahwa AdaKami mengandalkan big data yang terintegrasi dengan machine learning untuk menggantikan credit scoring konvensional.

Dia menyebut ketika calon nasabah tidak memiliki profil risiko atau credit scoring konvensional, AdaKami memanfaatkan big data yang dikombinasikan dengan machine learning. 

Teknologi ini digunakan untuk menganalisis dan mengkategorikan risiko kredit nasabah berdasarkan data yang tersedia. Profil risiko tersebut kemudian disesuaikan dengan tingkat toleransi risiko (risk appetite) dari masing-masing pemberi dana.

Top 5 News: Kontraksi Perdagangan, Ancaman Fraud hingga Kongsi Aguan

Penjualan global mobil listrik baterai, termasuk hibrida plug-in, terus meningkat signifikan hingga Oktober 2024. Sederet merek berhasil menangkap momentum, namun ada pula yang mengalami tekanan.

Melansir data SNE Research, penjualan global mobil listrik sepanjang 10 bulan pertama tahun ini meningkat 23,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 10.954 unit menjadi 13.555 unit.

Daftar 10 merek pemain utama mobil setrum dunia tidak berubah, kecuali sedikit saja. Mercedes Benz sempat masuk daftar pada paruh pertama 2024, namun setelahnya tersingkir oleh merek China.

Sepanjang Januari-Oktober 2024, BYD masih menempati peringkat pertama merek pabrikan dengan penjualan mobil listrik terbanyak dunia. Bahkan, penguasaan pasarnya semakin kokoh.

Hal ini lantaran merek mobil China yang didirikan oleh Wang Chuanfu ini mencatatkan kenaikan penjualan signifikan 36,5% (year-on-year/yoy) menjadi 3,107 juta unit. Alhasil, pangsa pasar BYD membesar dari 20,8% menjadi 22,9%.

Penjualan kecang BYD didorong jajaran PHEV, seperti Song, Seagull, Qin, dan Yuan. BEV juga memimpin pertumbuhan BYD. Selain itu, BYD juga terus memperluas pangsa pasarnya dengan mendiversifikasi portofolio mereknya melalui banyak sub-merek, seperti Denza, Yangwang, dan FangCheong Bao.

BYD mengambil pendekatan dua jalur untuk menargetkan pasar yang berbeda di dunia. Di Eropa, kawasan Asean-5, dan Amerika Selatan, BYD mencoba mendominasi pasar terlebih dahulu dengan memanfaatkan harga yang kompetitif dan membangun jalur produksi lokal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper