Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat inflasi Indonesia November 2024 mencapai 1,55% secara tahunan (year on year/YoY), melambat dari bulan sebelumnya sebesar 1,71%.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa secara bulanan, Indonesia mencatatkan inflasi 0,30% (month to month/MtM) pada November 2024.
Indeks harga konsumen (IHK) naik ke level 106,33 pada November 2024, dari 106,01 pada Oktober 2024.
"Inflasi bulanan pada November 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan Oktober 2024, tetapi lebih rendah dari November 2023," ujar Amalia dalam rilis berita resmi statistik, Senin (2/11/2024).
Kelompok pengeluaran penyumbang terbesar inflasi November 2024 adalah makanan minuman dan tembakau sebesar 0,78% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,22%.
Sementara itu, komoditas lainnya yang memberi andil inflasi seperti emas perhiasan dengan andil 0,04%, daging ayam ras dan minyak goreng 0,03%, serta bawang putih, ikan segar, sigaret kretek mesin, dan kopi bubuk masing-masing 0,01%.
Baca Juga
Sebelumnya, berdasarkan konsensus para ekonom yang dihimpun Bloomberg, proyeksi dari 18 ekonom menghasilkan nilai tengah inflasi 1,5% pada November 2024 secara tahunan (YoY).
Proyeksi itu menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) akan kembali mengalami inflasi pada November 2024, tetapi lajunya melambat dari posisi Oktober 2024 dengan inflasi 1,71% (YoY).
Sementara itu, inflasi secara bulanan diperkirakan sebesar 0,23%. Sebagaimana pada Oktober 2024, IHK mengalami inflasi untuk pertama kalinya sebesar 0,08%—usai deflasi beruntun sejak Mei hingga September 2024.