Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi November Diproyeksi Turun Signifikan dari 2023, Efek Rupiah Lemah dan Harga Emas?

Inflasi volatile food diperkirakan akan meningkat karena kenaikan harga pangan. Rupiah dan harga emas turut andil dalam menjaga inflasi inti November 2024.
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom memproyeksikan indeks harga konsumen atau IHK secara kumulatif Januari hingga November 2024 sebesar 1,12% year to date atau turun signfikan dari periode yang sama 2023 sebesar 2,35%. 

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede menyampaikan inflasi yang berada di bawah target pemerintah 2,5±1% tersebut, bahkan telah terdorong dengan estimasi inflasi IHK November 2024 sebesar 0,3% (month to month/MtM).

"Kenaikan ini terutama didorong oleh peningkatan permintaan musiman menjelang akhir tahun, bertepatan dengan liburan Natal dan Tahun Baru, sejalan dengan pola musiman pada umumnya," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (2/12/2024).

Pada November 2024, inflasi inti diproyeksikan relatif stabil pada level 0,2% (MtM), sedikit lebih rendah dari 0,22% pada Oktober 2024, didukung oleh peningkatan permintaan musiman, pelemahan rupiah, dan kenaikan harga emas.

Indeks harga yang diatur pemerintah juga diperkirakan mengalami inflasi bulanan sebesar 0,12% (MtM), berbalik dari -0,25% pada bulan sebelumnya, yang didorong oleh harga bahan bakar non-subsidi yang lebih tinggi.

Sementara seiring dengan berkurangnya dampak dari musim panen, harga-harga pangan secara umum meningkat. Indeks harga bergejolak atau Volatile Food, diperkirakan akan mencatat tingkat inflasi bulanan sebesar 0,95% (MtM) atau naik secara signifikan dari -0,11% pada bulan sebelumnya, yang sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan harga bawang merah, daging ayam, dan minyak goreng.

Dari sisi tingkat inflasi secara tahunan, Josua memperkirakan IHK akan menurun lebih lanjut menjadi 1,55% (YoY) pada November 2024, turun dari 1,71% pada Oktober, mendekati batas bawah kisaran target.

Untuk keseluruhan tahun, Josua meyakini inflasi akan tetap berada di bawah 2% dengan proyeksi kenaikan menjadi sekitar 3% pada tahun 2025.

Sebelumnya, konsensus ekonom Bloomberg, memproyeksikan angka tengah inflasi IHK pada level 1,5% (YoY). Angka tersebut tetap lebih rendah dari realisasi Oktober 2024.

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan IHK November pada hari ini, Senin (2/12/2024) pukul 11.00 WIB.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper