Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Vietnam Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8% pada 2025

Pemerintah Vietnam melihat 2025 sebagai tahun percepatan dan akan mengupayakan pertumbuhan sekitar 8%.
Fasilitas pabrik VinFast di Hai Phong Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 300.000 unit kendaraan per tahun/Bisnis-Muhammad Ridwan
Fasilitas pabrik VinFast di Hai Phong Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 300.000 unit kendaraan per tahun/Bisnis-Muhammad Ridwan

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, mengatakan pemerintah akan mengupayakan pertumbuhan ekonomi sekitar 8% pada 2025, jauh lebih tinggi dari target parlemen. 

Mengutip Bloomberg pada Senin (2/12/2024) Majelis Nasional Vietnam menetapkan target pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 6,5%-7% untuk 2025. Dalam pernyataan di situs web pemerintah, Chinh mengatakan pihaknya melihat 2025 sebagai tahun percepatan dan akan mengupayakan pertumbuhan sekitar 8%. 

Dia menuturkan, pemerintah akan memprioritaskan peningkatan pertumbuhan ekonomi sambil mengendalikan inflasi dan memastikan defisit anggaran dan utang publik berada dalam batas yang wajar. 

Chinh memperkirakan pertumbuhan PDB 2024 di atas 7%, lebih dari target resmi pemerintah sebesar 6,5%, dengan inflasi kurang dari 4%, menurut pernyataan itu.

Pemerintah memperkirakan nilai total impor dan ekspor barang dan jasa akan mencapai US$807,7 miliar tahun ini, rekor tertinggi.

Chinh menuturkan, 2025 akan menciptakan momentum untuk tingkat pertumbuhan dua digit pada periode 2026-2030. Dia menuturkan, Vietnam juga akan berusaha keras untuk menyelesaikan proyek infrastruktur besar, termasuk jalan tol sepanjang 3.000 kilometer dan penyelesaian dasar fase awal Bandara Internasional Long Thanh. 

Pemerintah sebelumnya mengatakan akan secara drastis mendorong pertumbuhan 7% pada 2024 dan berjanji untuk mempercepat pencairan investasi publik, yang jauh di bawah target tahun ini.

Dalam pernyataan terpisah yang dikeluarkan pemerintah Vietnam, pengeluaran untuk sepuluh bulan pertama 2024 hanya mencapai 52,29% dari investasi yang direncanakan tahun ini. 

Chinh sebelumnya mengatakan hal ini disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk kurangnya koordinasi antar lembaga pemerintah, dan pejabat yang takut untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper