Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa swasembada pangan menjadi program strategis dan prioritas utama di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Zulhas menyampaikan bahwa swasembada pangan yang dimaksud bukan hanya sekadar beras melainkan juga komoditas pangan lain seperti tebu dan jagung. Dia pun menekankan cita-cita Indonesia menjadi swasembada pangan harus terealisasi paling lambat 2028.
“Swasembada pangan tidak boleh tawar-tawar, selambat-lambatnya 2028 kita harus swasembada pangan, bukan beras, tetapi pangan. Artinya kalau pangan itu beras, ada jagung, ada tebu, dan lain-lain,” kata Zulhas saat melantik jajaran Eselon II Kementerian Koordinator Bidang Pangan di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (11/11/2024).
Mantan Menteri Perdagangan periode 2022-2024 itu menyinggung pada masa orde baru, di mana rata-rata petani memiliki kebun dan sawah.
Namun, pada 24 tahun terakhir, lanjut Zulhas, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 80% petani sudah berubah menjadi buruh tani.
“Kalau pada masa Orde Baru, 65% pekerja dari sektor petani, 65% dari sektor petani. Sekarang kira-kira 3,5%,” ujarnya.
Baca Juga
Dia juga menyoroti penuaan petani di daerah dan anak muda yang sudah tidak tertarik dengan pertanian. Zulhas pun menduga ada sesuatu yang membuat anak muda tidak lagi tertarik dengan pertanian. Di samping itu, dia melanjutkan, lahan pertanian setiap tahun berkurang 100.000 hektare.
Berkaca dari fenomena ini, Zulhas meminta agar semua pihak, termasuk jajaran Eselon II Kementerian Koordinator Bidang Pangan, bergerak cepat untuk mencapai swasembada pangan pada 2028.
Adapun sederet pejabat eselon II yang dilantik terdiri dari 1 orang inspektur, 4 orang kepala biro, 4 orang sekretaris deputi, dan 20 orang asisten deputi. Dengan demikian, ada 29 pejabat eselon II Kemenko Bidang Pangan yang dilantik oleh Zulhas.
“Tidak terasa akan berakhir 2024, 2025 sampai 2028. Oleh karena itu, saya mengajak saudara, menantang saudara untuk bekerja keras, memacu dengan keterbatasan yang ada, bukan mengeluh, bukan menjadi hambatan, tetapi akan melahirkan kreatifitas,” pungkasnya.