Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis Indonesia Forum kembali di gelar dengan mengangkat tema berjudul ‘Tingkat Kemiskinan Mengancam Indonesia Emas 2045, Bagaimana Solusinya?’ di Wisma Bisnis Indonesia, Senin (4/11/2024).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sujatmiko, Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita, serta Staf Ahli Bidang Makroekonomi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Imam Soejoedi.
Selain itu, hadir pula Deputi Sistem Nasional Dewan Ketahanan Nasional Joko Setyo Putro, Asisten Deputi Pengembangan Kapasitas Usaha Mikro Ari Anindyo, Kepala Divisi Ultra Mikro BRI Dani Wildan, Corporate Secretary PNM Dodot Patria Ary, serta Ekonom Arif Budimanta.
Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita menyampaikan pada dasarnya industri kecil menengah (IKM), yang dikontribusikan oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah, di Tanah Air cukup terhantam pandemi Covid-19.
Hal ini pun berdampak pada perlambatan ekspor dan berlanjut dengan adanya tekanan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
“Ada penutupan atau kebijakan Amerika Serikat yang menutup produk-produk China. Pastinya banjir produk China ke negara lain,” ujarnya.
Meski demikian, industri Tanah Air masih mampu bangkit dan memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB), di mana ekonomi Indonesia mampu stabil di atas 5% sejak 2022.
Reni melihat tugas pemerintah yakni untuk meningkatkan kontribusi IKM untuk nasional, yakni sebagai penyokong industri-industri besar yang ada.
“Ada hotel restoran, kami ingin yang pasok itu IKM. IKM jadi rantai pasok atau supply chain,” tuturnya.
Reni menyampaikan bahwa saat ini baru IKM di sektor otomotif yang memberikan dampak nyata dan menjadi rantai pasok terhadap industri otomotif. Harapannya, sejalan dengan peningkatan rantai pasok IKM terhadap industri dapat mengerek ekonomi masyarakat dan keluar dari kemiskinan.
Sebelumnya, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko menyebut bahwa menurunkan angka orang miskin di Indonesia menjadi salah satu sorotan dari Presiden Prabowo Subianto.
“Penurunan 6% dari kemiskinan yang tersisa itu yang kami ingin berantas di situ. Jadi, nanti ada bansos lebih ke kemiskinan ekstrem kalau kelas menengah rentan pendekatannya lebih ke re-skilling dan akses modal untuk menciptakan roda bisnis baru,” pungkas Budiman beberapa waktu lalu.