Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilema Dedolarisasi dalam Pertemuan BRICS di Kazan

Alex Isakov dan Gerard DiPippo dari Bloomberg Economics menyarankan BRICS mengadopsi mata uang lokal, mata uang digital baru, atau yuan China.
(dari kiri) Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam KTT BRICS di Kazan, Rusia pada Kamis (24/10/2024). / Reuters-Maxim Shemetov-Pool
(dari kiri) Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam KTT BRICS di Kazan, Rusia pada Kamis (24/10/2024). / Reuters-Maxim Shemetov-Pool

Sementara dalam catatan Bloomberg, penyelesaian mata uang lokal biasanya mahal karena likuiditas yang rendah. Sementara mata uang digital terlalu tidak stabil dan umumnya tidak memiliki likuiditas yang cukup untuk menangani arus perdagangan utama.

Hal ini menyisakan yuan, yang ingin diinternasionalisasikan oleh China namun tidak ingin membiarkannya berfluktuasi secara bebas. Ada juga pertanyaan yang belum terjawab apakah, dalam sebuah krisis, China akan bersedia memompa yuan dalam jumlah yang tidak terbatas ke luar ekonominya.

Namun, saat ini China belum siap untuk menyediakan yuan yang cukup bagi mitra utamanya, Rusia. Meski demikian, Yuan bahkan tidak disarankan sebagai alat pembayaran pada KTT BRICS minggu ini, hanya dolar dan euro atau Visa Rusia.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper