Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Anjlok, Kelas Menengah Sunat Belanja Skincare hingga Tunda Beli Kendaraan

Survei Indonesia Industry Outlook 2025 menunjukkan bahwa 49% kelas menengah mengakui alami penurunan daya beli.
Siluet pegawai dengan latar gedung bertingkat di Jakarta, Senin (14/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Siluet pegawai dengan latar gedung bertingkat di Jakarta, Senin (14/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Survei terbaru dari Investure bertajuk Indonesia Industry Outlook 2025 menunjukkan kelas menengah memangkas produk skincare alias perawatan kulit premium hingga menunda beli kendaraan, yang merupakan bukti dari penurunan daya beli masyarakat.

Founding Chairman Indonesia Industry Outlook Yuswohady menjelaskan, survei menunjukkan bahwa 49% kelas menengah mengakui alami penurunan daya beli. Tiga alasan utamanya karena kenaikan harga kebutuhan pokok (85%), mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan (52%), dan pendapatan yang stagnan (45%).

"Saya kira angka yang sangat besar 49%, [kelas menengah] daya belinya menurun," ujar Yuswohady dalam konferensi pers secara daring, Rabu (23/10/2024).

Sejalan dengan itu, kelas menengah harus memangkas anggaran ke sejumlah pos pengeluaran. Survei menunjukkan, tiga pos pengeluaran yang paling banyak dipangkas kelas menengah adalah produk skincare premium (SK-II, Laneige, dll), renovasi rumah dan membeli furniture baru, serta pengeluaran untuk membership atau langganan (gym, Netflix, Spotify, dll).

Tak sampai situ, survei juga menanyakan rencana masa depan yang harus ditunda kelas menengah di tengah data beli yang menurun. Hasilnya, tiga pengeluaran yang paling banyak ditunda yaitu membeli kendaraan (70%), membeli atau renovasi rumah (68%), dan investasi atau tabungan non-emergency (56%).

Yuswohady menjelaskan, berbagai pos pengeluaran yang dipangkas dan ditunda tersebut sangat masuk akal karena merupakan item yang membutuhkan biaya besar hingga komitmen finansial jangka panjang.

"Artinya [pelaku usaha] properti dan otomotif harus hati-hati," jelas Yuswohady.

Sebagai informasi, riset ini dilakukan terhadap 450 responden yang terdiri dari kelas menengah generasi Milenial dan Gen Z dengan metode wawancara tatap muka pada September 2024. Survei dilakukan di lima kota besar yaitu Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper