Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riset Inventure: Kelas Menengah Tak Bisa Lepas dari Nongkrong meski Daya Beli Melemah

Berdasarkan riset Inventure, pengeluaran renovasi rumah dan skincare menjadi yang paling banyak dikurangi, sedangkan anggaran untuk nongkrong tetap terjaga.
Pengunjung menikmati suasana cafe yang berada di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Kamis (12/9/2024). / Bisnis-Rachman
Pengunjung menikmati suasana cafe yang berada di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Kamis (12/9/2024). / Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Inventure, perusahaan konsultasi, riset, dan training melaporkan hasil risetnya bahwa generasi milenial dan gen Z tak dapat lepas dari kebiasaan makan di luar atau ‘nongkrong’ meskipun daya beli dilaporkan melemah.

Pakar Manajemen sekaligus Managing Partner Inventure Yuswohady menyampaikan dari riset yang dilakukan terhadap 450 responden kelas menengah, sebanyak 60% di antaranya merupakan generasi Milenial dan sisanya Gen Z.

Di tengah gempuran pemutusan hubungan kerja (PHK) dan peningkatan utang, banyak dari kelas menengah yang terpaksa memotong anggaran. Meski demikian, belanja untuk membeli makan menjadi salah satu yang dipertahankan.

"Pos pengeluaran yang tidak prioritas dan paling kecil dipangkas adalah makan di luar seperti restoran dan kafe," tuturnya dalam konferensi pers Indonesia Industry Outlook 2025, Selasa (22/10/2024).

Secara umum dari riset tersebut mencatatkan bahwa 51% kelas menengah merasa tidak mengalami penurunan daya beli dalam tiga tahun terakhir, tetapi 49% sisanya merasakan penurunan daya beli.

Mereka merasa, tiga faktor utama yang membuat daya beli mereka turun adalah kenaikan harga kebutuhan pokok (85%), mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan (52%), serta pendapatan yang stagnan (45%).

Di sisi lain, responden menunjukkan di tengah ketatnya pengeluaran, Milenial dan Gen Z terpaksa memotong anggaran. Terbesar, yakni pada renovasi rumah, produk perawatan wajah atau skincare, serta barang mewah. Meskipun untuk produk skincare yang ramah di kantong atau affordable masih tetap akan dipertahankan.

"Ini merupakan item yang paling besar dan prioritas dipangkas," lanjutnya.

Untuk itu, Yuswohady melihat di tengah penurunan daya beli, sektor-sektor bisnis yang terkait restoran dan kafe akan tetap laris manis dilirik para Milenial dan Gen Z.

Meski demikian, Yuswohady menyebutkan dengan tren penurunan 10 juta kelas menengah menjadi aspiring middle class, menjadi tantangan utama bagi pemerintahan baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pimpin.

"Ini challenge pertama dari kabinet Prabowo-Gibran untuk menjalankan pemeirntah yaitu bagaimana mengembalikan daya beli kelas menengah," pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ekonom Senior Indef Aviliani mengamini hasil riset tersebut. Salah satunya, terkait kebutuhan skincare dan makan di luar akan terus meningkat ke depan.

"Kalau dulu orang tuh selalu makan di rumah, sekarang malah enggak pernah makan di rumah," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper