Bisnis.com, JAKARTA — Bank sentral Filipina, Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) menurunkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin pada Rabu (16/10/2024) waktu setempat dan membuka peluang untuk penurunan lebih lanjut dengan inflasi jangka menengah diperkirakan tetap dalam kisaran target 2%—4%.
Sebelumnya, BSP juga telah memangkas suku bunga acuan utamanya pada pertemuan bank sentral Agustus 2024 lalu. Kala itu, BSP juga memotong suku bunga sebesar 25 basis poin.
Mengutip Reuters, pemangkasan tersebut menjadikan target tingkat pembelian kembali terbalik menjadi 6%, terendah sejak Februari 2023. Pemotongan tersebut diprediksi dengan suara bulat oleh 23 ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
“Keputusan Dewan Moneter didasarkan pada penilaian bahwa tekanan harga masih terkendali,” kata Gubernur BSP, Eli Remolona, pada konferensi pers.
BSP menurunkan perkiraan inflasi dasar untuk tahun 2024 menjadi 3,1% dari 3,4%, namun menaikkan proyeksinya untuk tahun 2025 dan 2026 masing-masing menjadi 3,2% dan 3,4% dari 3,1% dan 3,2%, karena potensi penyesuaian tarif listrik dan upah.
Meski begitu, Remolona mengatakan ada kemungkinan BSP akan memberlakukan penurunan suku bunga ketiga sebesar seperempat poin pada pertemuan terakhir tahun ini di bulan Desember, dan penurunan kumulatif sebesar 100 bps pada tahun depan.
Baca Juga
"Kami terus memperbarui kalkulasi kami dalam menghadapi data-data baru dan untuk saat ini setidaknya pelonggaran yang selama ini kami lakukan, bahkan pelonggaran yang mungkin kami lakukan, kami rasa akan tetap menjaga laju inflasi tetap dalam kisaran sasarannya," ucap Remolona.
"Kami lebih memilih mengambil langkah kecil dalam hal penyesuaian suku bunga kebijakan, artinya 25 basis poin sekaligus, namun tidak harus setiap triwulan atau tidak harus setiap pertemuan," lanjutnya.
Adapun, kurs Peso Filipina sebagian besar tidak berubah pada 57,73 terhadap dolar setelah penurunan suku bunga BSP.
Secara regional, bank sentral Thailand secara tak terduga memangkas suku bunga utamanya pada Rabu untuk menghidupkan kembali perekonomian yang lesu dengan inflasi di bawah target, sementara Bank Indonesia mempertahankan suku bunga tidak berubah sesuai perkiraan.