Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Kamboja Tertarik dengan Infrastruktur dan Pertanian RI

Pemerintah Kamboja berharap sejumlah sektor di Indonesia seperti infrastruktur dan pertanian bersedia hadir di negara tersebut
Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto saat ditemui di acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Jumat (11/10/2024). -Bisnis/Rika Anggraeni
Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto saat ditemui di acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Jumat (11/10/2024). -Bisnis/Rika Anggraeni

Bisnis.com, TANGERANG — Pemerintah Kamboja disebut tertarik dengan sektor pertanian hingga infrastruktur Indonesia. Mereka berharap pengusaha Indonesia bersedia mengekspor dan berinvestasi sejumlah barang di sektor ke Kamboja.

Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto saat ditemui di acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Jumat (11/10/2024).

Bahkan, menurut Santo, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet juga melirik pengembangan infrastruktur di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Perdana Menteri [Kamboja] Hun Manet ini juga sangat mengagumi Pak Jokowi kelihatannya, karena beliau sudah berkunjung ke sini dan melihat berbagai capaian di kita terkait dengan pengembangan infrastruktur,” ujar Santo.

Berkaca dari infrastruktur di Tanah Air, Santo mengklaim bahwa Kamboja juga ingin melakukan hal yang sama. Dia menyebut pemerintah Kamboja tengah mencari cara agar bisa bermitra dengan negara-negara di kawasan, hingga bank regional maupun multilateral untuk mendatangkan investasi pengembangan infrastruktur di Kamboja.

“Sebagai contoh, mereka baru saja menyelesaikan airport di Siem Reap, airport di Phnom Penh yang baru juga sudah mau selesai, mereka buat highway. Jadi, kagum dengan Indonesia bagaimana kita mengembangkan infrastrukturnya, karena itu penting,” ungkapnya.

Pasalnya, Santo menjelaskan, jika pemerintah Kamboja tidak mengembangkan infrastruktur akan berimbas pada biaya logistik perdagangan antara Indonesia dan Kamboja yang akan selalu mahal.

“Kalau misalnya itu berkembang [infrastruktur di Kamboja], ke depannya akan semakin mudah untuk kita mengirimkan produk-produk Indonesia ke Kamboja, lebih murah. Jadi, akhirnya di sini UMKM pun bisa ekspor ke Kamboja,” jelasnya.

Di samping itu, Dubes RI untuk Kamboja itu mengaku ingin membawa perusahaan ekonomi hijau Indonesia ke Kamboja. Menurutnya, sudah mulai bermunculan perusahaan mikro di Indonesia yang membuat produk daur ulang. “Nah, itu juga bisa berkembang di Kamboja tentunya dengan investasi kita di sana,” sambungnya.

Di sisi lain, Santo mengaku sektor pertambangan dan mineral kurang diminati di sana. Sebab, sumber daya tambang di Kamboja tidak sebesar di Indonesia.

Meski begitu, lanjut dia, baru-baru ini mulai ditemukan beberapa tambang di Kamboja dan telah melakukan penjajakan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan pemetaan geografis (geomapping).

“Kalau misalnya kita datang dengan dukungan tersebut, nantinya mudah-mudahan ke depannya kalau ada pengembangan mining perusahaan-perusahaan Indonesia bisa masuk,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper