Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menparekraf Sandiaga Uno Respons Harga Tiket Mahal, Turun Jelang Natal dan Tahun Baru?

Menparekraf Sandiaga Uno mengungkap pemerintah masih dalam proses membuat harga tiket pesawat domestik turun
Cara check in online tiket pesawat di delapan maskapai penerbangan yang ada di Indonesia./Freepik
Cara check in online tiket pesawat di delapan maskapai penerbangan yang ada di Indonesia./Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkap rencana pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat lewat penurunan harga avtur.

Dia mengungkapkan pemerintah saat ini sedang proses membicarakan isu-isu utama yang membuat harga tiket pesawat, terutama di dalam negeri menjadi mahal.

"Update terbaru, kita akan selesaikan dalam beberapa hari ke depan tiga isu utama, yaitu pajak, bea, dan avtur. Kita harapkan [harga tiket pesawat] akan turun menjelang libur Natal dan Tahun Baru," ujarnya saat ditemui di vOffice, Jakarta, Rabu (9/10/2024).

Namun, Sandiaga mengatakan dalam beberapa bulan terakhir, harga tiket pesawat dana perjalanan wisata secara umum juga sudah mulai melandai, dengan inflasi umumnya terjadi pada pangan dan perawatan kesehatan.

"Kalau inflasi inti kita beberapa angka yang kita lihat itu adalah di biaya perawatan kesehatan dan perawatan kecantikan, itu justru meningkat. Tapi di pariwisata saya melihat ada melandai untuk biaya perjalanan wisata. Tapi ini seasonal ya, nanti di akhir tahun mungkin juga akan meningkat karena demand naik," imbuhnya.

Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis, CEO Capital A Berhad Tony Fernandes telag mengungkapkan penyebab tarif angkutan umum udara itu melambung tinggi, mulai dari harga avtur hingga pajak yang dikenakan lebih dari satu kali. 

Terkait dengan bahan bakar atau avtur, Tony menyebutkan jika harga di Indonesia bahkan lebih tinggi 28% dibandingkan dengan negara lain. 

“[Avtur] 28% lebih mahal dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura. Jika di Malaysia harga berubah setiap hari, tapi di Indonesia [Pertamina] punya mekanisme yang berbeda yang kami tidak pahami,” kata Tony kepada wartawan, Kamis (5/9/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper