Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Investasi Klaim 53 Pabrik Relokasi ke Indonesia Efek Perang Dagang AS vs China

Menteri Investasi Rosan Roeslani mengatakan Indonesia telah memanfaatkan perang dagang AS-China yang menyebabkan banyak perusahaan merelokasi pabriknya.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani memberikan paparan saat pembukaan Jakarta Investment Festival (JIF) 2024 di Jakarta, Jumat (6/9/2024). /Bisnis-Abdurachman
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani memberikan paparan saat pembukaan Jakarta Investment Festival (JIF) 2024 di Jakarta, Jumat (6/9/2024). /Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengklaim, tidak kurang dari 53 perusahaan telah merelokasi pabriknya ke Indonesia akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Rosan menjelaskan, kondisi geopolitik seperti perang dagang AS-China dan konflik di Timur Tengah dapat memberi efek negatif ke perekonomian Indonesia. Kendati demikian, sambungnya, pemerintah juga dapat memanfaatkan kondisi geopolitik tersebut.

Dia mencontohkan, perang dagang antara AS-China menyebabkan banyak perusahaan yang merelokasikam pabriknya ke luar dari Negeri Panda. Rosan pun mengaku, Indonesia telah memanfaatkan kondisi tersebut.

"Lebih dari 53 perusahaan masuk ke Indonesia. Tapi kita ingin lebih aktif lagi sehingga relokasi itu masuknya ke Indonesia," katanya dalam BNI Investor Daily Summit 2024 di JCC, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2024).

Namun, mantan bos Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini tidak mengungkapkan nama-nama 53 perusahaan yang merelokasikan pabriknya ke Indonesia tersebut.

Rosan hanya menegaskan, Indonesia tidak boleh lengah. Alasannya, Indonesia harus bersaing dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.

"Asean selalu menjadi pilihan utama [tujuan relokasi pabrik], tapi kita harus lebih aktif lagi karena lebih banyak masuk ke negara-negara tetangga kita seperti Vietnam, Malaysia, Thailand sehingga kita harus lebih aktif lagi," ujar Rosan.

Sebelumnya, riset Jones Lang LaSalle (JLL) memproyeksi dalam satu dekade ke depan akan ada akselerasi rantai pasok dunia yang membidik wilayah Asia Tenggara dan India sebagai lokasi produksi. 

Hal ini didorong pertimbangan perusahaan manufaktur yang mencari lokasi dan opsi pembiayaan lebih baik untuk memanfaatkan volatilitas rantai pasokan. Beberapa tahun terakhir, sejumlah perusahaan China mulai menjajaki relokasi manufaktur. 

Penambahan basis manufaktur di luar China dianggap penting untuk mencegah gangguan terhadap rantai pasokan dengan mengurangi ketergantungan terhadap satu negara.

Country Head dan Head of Logistics and Industrial, JLL Indonesia, Farazia Basarah mengatakan demand yang lebih besar terhadap lahan industri, ditambah upah dan biaya bahan baku yang meningkat juga menjadikan harga tanah lebih mahal di China. 

"Ini membuat Indonesia menjadi alternatif yang lebih cost-effective," terangnya dalam siaran pers, Rabu (5/6/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper