Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China menyatakan optimistis dapat mencapai target pertumbuhan ekonominya tahun ini dan berjanji untuk lebih mendukung pertumbuhan.
Namun, Negeri Panda tidak mengeluarkan lebih banyak stimulus sehingga memicu kekecewaan para investor yang mencari lebih banyak 'bahan bakar' untuk reli saham yang lebih buruk di dunia.
Mengutip Bloomberg pada Selasa (8/10/2024), para pejabat di Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional atau National Development and Reform Commission (NDRC) mengatakan akan mempercepat belanja serta meningkatkan investasi dan dukungan langsung bagi kelompok berpenghasilan rendah dan lulusan baru.
Mereka menambahkan pemerintah China akan terus menerbitkan obligasi negara ultra-panjang pada tahun depan untuk mendukung proyek-proyek besar dan memajukan investasi sebesar 100 miliar yuan atau U$14 miliar di bidang-bidang strategis utama yang awalnya dianggarkan untuk tahun 2025 hingga tahun ini. Sebagai informasi, NDRC merupakan badan perencanaan ekonomi negara tersebut.
“Kami sepenuhnya yakin dalam mencapai target pembangunan ekonomi dan sosial tahunan,” kata Zheng Shanjie, ketua NDRC, kepada wartawan dalam pengarahan pertama pemerintah setelah libur nasional selama seminggu.
Selain itu, dia mencatat China menghadapi lingkungan yang lebih kompleks di dalam dan luar negeri. Reli pada saham-saham domestik China pascaliburan selama sepekan gagal dengan cepat karena para pedagang mempertanyakan tekad Beijing untuk menambah lebih banyak stimulus.
Indeks acuan CSI 300 naik sekitar 6% setelah melonjak hampir 11%. Indeks saham China yang terdaftar di Hong Kong anjlok sebanyak 11% sebelum mengurangi beberapa kerugian.
Ekonom Senior Natixis SA, Gary Ng menyebut, pernyataan NDRC kali ini tidak mengungkap banyak hal baru dibandingkan pengumuman sebelumnya. Selain itu, komitmen terbaru terhadap stimulus fiskal terlihat lebih lemah dari ekspektasi pasar.
“Belanja fiskal yang terlalu besar hanya akan membantu menstabilkan pertumbuhan dan tidak akan cukup untuk mendorong pemulihan yang lebih tajam,” katanya.
Konferensi pers tersebut diawasi dengan ketat untuk mengetahui langkah-langkah lebih lanjut untuk mengangkat perekonomian setelah para pemimpin China mengisyaratkan keinginan untuk membatasi kemerosotan pertumbuhan negara tersebut.
Rentetan langkah-langkah tersebut meningkatkan ekspektasi terhadap stimulus fiskal tambahan senilai triliunan yuan untuk meningkatkan kepercayaan, meskipun masih ada keraguan mengenai apakah langkah-langkah tersebut dapat mempertahankan pertumbuhan.
Pihak berwenang akan memperkenalkan langkah-langkah spesifik “sesegera mungkin” untuk memperluas wilayah yang diizinkan menerima dukungan pendanaan dari penjualan obligasi khusus pemerintah daerah, kata Zheng.
Beberapa ekonom telah meminta para pembuat kebijakan untuk mengizinkan dana obligasi digunakan untuk membiayai pembelian rumah yang tidak terjual oleh pemerintah daerah dari pengembang guna membalikkan kemerosotan perumahan yang semakin parah.
Pada kesempatan yang sama, Liu Sushe, wakil ketua NDRC, mengatakan pihaknya juga akan mendesak pejabat daerah untuk menerbitkan sisa obligasi khusus baru tahun ini – senilai sekitar 290 miliar yuan – pada akhir bulan ini.
Pada 2023, China memerintahkan provinsi-provinsi untuk menggunakan kuota obligasi lokal khusus tahun ini sebelum menambahkan obligasi pemerintah sebesar 1 triliun yuan pada akhir Oktober untuk merangsang perekonomian.
Sebelumnya, NDRC mengalokasikan 300 miliar yuan yang diperoleh dari penjualan obligasi negara khusus jangka panjang tahun ini untuk inisiatif mensubsidi pembelian peralatan industri baru, peralatan rumah tangga, dan mobil.
Pemerintah juga berjanji untuk mempercepat urbanisasi dalam upaya yang akan meningkatkan permintaan properti dan konsumsi di perkotaan.