Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi LPS soal Kondisi Ekonomi Mendatang, Wanti-Wanti Risiko Ketidakpastian

Risiko perlambatan manufaktor global hingga transisi pemerintahan di sejumlah negara perlu dicermati karena dapat berpengaruh pada gerak perekonomian.
Karyawati beraktivitas di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Senin (7/8/2023). / Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Senin (7/8/2023). / Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi lintas negara sepanjang tahun 2024 cukup menjanjikan walau masih berada dalam laju yang berbeda-beda dan belum sepenuhnya optimal ke level pra-pandemi.

Meski demikian, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa ke depan masih terdapat beberapa risiko ketidakpastian yang tetap perlu dicermati, antara lain indikasi penurunan aktivitas manufaktur global, eskalasi konflik geopolitik kawasan.

Selain itu, transisi pemerintahan di berbagai negara yang potensial mempengaruhi arah kebijakan ekonomi serta ekspektasi lanjutan pemangkasan suku bunga yang dapat mempengaruhi sentimen investor pasar keuangan.

"Kinerja ekonomi domestik masih baik dan perlu terus didorong lebih tinggi," ujarnya yang dikutip Rabu (2/10/2024).

Perbaikan kinerja tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen yakni (112,4) berada di zona optimis diikuti dengan tren penjualan riil di zona positif 5,8% (year on year/YoY) pada Agustus 2024. Sementara itu, kinerja neraca perdagangan mencatat surplus (US$ 2,9 miliar) dan berkontribusi mendukung ketahanan eksternal. 

"Dari sinilah aktivitas ekonomi lintas sektor dan ekspansi korporasi perlu terus didorong lebih tinggi agar dapat berkontribusi pada peningkatan daya beli rumah tangga dan kualitas pertumbuhan ekonomi," tambahnya.

Dia juga menyampaikan beberapa perkembangan positif terkini yaitu, kinerja industri perbankan terus membaik ditopang sektor korporasi. 

Per Agustus 2024, kredit perbankan tumbuh sebesar 11,40% secara (YoY), sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 7,01% (YoY). Sektor korporasi masih memberikan kontribusi pertumbuhan terbesar baik disisi kredit maupun DPK masing masing sebesar 14,50% dan 15,14% (YoY).

Kemudian, Kondisi permodalan perbankan masih solid. Rasio permodalan (KPMM) industri terjaga di level 26,48% pada periode Agustus 2024. Sementara itu, kondisi likuiditas masih relatif memadai dengan rasio rasio AL/NCD berada di level 112,91% dan AL/DPK sebesar 25,37%

Lebih lanjut LPS pun terus memantau pergerakan atas tren suku bunga simpanan perbankan nasional, baik yang berdenominasi Rupiah maupun valuta asing. Saat ini Suku Bunga Simpanan (SBP) terpantau naik 17 bps menjadi sebesar 3,58% jika dibandingkan periode penetapan TBP bulan Mei 2024. Tren tersebut dipengaruhi faktor kondisi likuiditas dan ekspansi kredit yang meningkat cukup tinggi. Langkah pemangkasan suku bunga acuan masih relatif terbatas dampaknya dan membutuhkan waktu agar dapat diterima oleh bank. 

Sementara itu, SBP simpanan valas terpantau naik 2 bps ke level 2,14% dibandingkan periode penetapan TBP bulan Mei 2024. Kondisi likuiditas valas, ekspektasi terhadap lanjutan pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate (The Fed) diperkirakan akan mempengaruhi arah pergerakan SBP Valas ke depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper